1. Bagaimana kronologi terbentuknya tim kaderisasi di Surabaya?
Pastoral Kaderisasi berawal dari kegelisahan bapak uskup Mgr. V. Sutikno yang tertuang dalam Surat Gembala Ardas Tahun 2018: Tahun Orang Muda Katolik dan Pengembangan Sosial Ekonomi. Dalam Surat Gembala tersebut, Bapak Uskup menekankan dua prioritas program untuk pengembangan Orang Muda Katolik, yakni:
- Penyelenggaraan pelatihan kader/aktivis/kepemimpinan tingkat dasar, tingkat menengah, dan tingkat lanjut. Dengan nilai-nilai yang harus dihayati kesediaan berbagi dan berkorban.
- Penyelenggaraan kegiatan dalam hidup menggereja yang didedikasikan bagi keterlibatan banyak orang muda, baik sebagai peserta maupun panitia/penentu kebijakan dalam kegiatan tersebut. Dengan nilai- nilai yang harus dihayati, yaitu keberanian mempercayai dan keberanian belajar.
Secara khusus, Bapa Uskup juga mengingatkan pentingnya membina OMK untuk memiliki kemampuan untuk membaca tanda-tanda zaman seraya meningkatkan kualitas iman mereka dan melibatkan diri dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Seruan Bapa Uskup ini menjadi penyemangat bagi para pemerhati dan pendamping Orang Muda Katolik, baik dari kalangan para imam maupun awam. Pada medio Januari 2018, beberapa orang saling berbagi pengalaman kaderisasi yang pernah dialami dan yang pernah dilaksanakan. Dari perjumpaan-perjumpaan personal, akhirnya muncullah kesepakatan untuk berkumpul dan membahas secara lebih serius upaya mewujudkan program kaderisasi pada akhir bulan Januari 2018. Pada pertemuan pertama di Paroki SMTB, hadirlah beberapa pihak dari Pelayanan Pastoral Mahasiswa (PPM), Komisi Kepemudaan, Koordinator Karya Pastoral, aktivis pembinaan Kaum Muda Vincentian, Pemuda Katolik, Komisi Kerawam, dan beberapa imam pemerhati OMK. Dari pertemuan perdana tersebut, ada beberapa gagasan yang diperbincangkan, antara lain:
SMA |
Mahasiswa |
Umum/Rasul Awam |
|
Analisis Kebutuhan |
a) Kebutuhan Eksternal Jangka Pendek: Tahun 2018-2019 adalah tahun politik § Secara nasional, ada kekuatan-kekuatan sentimen politik sektarian atas dasar agama, suku/etnis, gender yang mengancam Pancasila dan kebhinnekaan § Krisis kepercayaan terhadap para pemimpin (kasus korupsi pejabat, wakil rakyat yang gaduh, money politics, kkn, dsb.) § Secara khusus, tahun 2018, ada pilkada Jatim. Para calon mulai ‘berkampanye’. Gesekan antargolongan bisa terjadi dan berimbas dalam kehidupan menggereja. Perlu pendampingan bagi umat, khususnya para pemilih muda b) Internal: Pembekalan sekaligus Sinergi Bidang Kerasulan Umum § Para pengurus baru perlu diperkenalkan akan peran dan tanggungjawabnya, terlebih (missio ad extram) § Mengisi para penggiat PSE, Kerasulan Awam, dan HAK dengan wacana dan praksis di dalam dan di luar Gereja Katolik agar semakin semangat menjalankan misinya |
||
- Dibutuhkan Kader pemimpin dengan kemampuan organisasi, kepercayaan diri, komit, disiplin, dan tanggungjawab, |
- Dibutuhkan Kader pemimpin dengan kemampuan organisasi, kemampuan analisis sosial kepercayaan diri, komit, disiplin, dan tanggungjawab, |
- Dibutuhkan Kader penggerak untuk bidang kerasulan awam |
|
Tujuan Kegiatan Kaderisasi per Jenjang |
- Menguatkan Wawasan kebangsaan - Menguatkan nilai-nilai kedisiplinan, komitmen, dan tanggungjawab - mengembangkan jiwa kepemimpinan dalam organisasi yang diikuti - memantapkan pilihan hidup dan karya - mendewasakan iman |
- Menguatkan Wawasan kebangsaan - menguatkan nilai-nilai kedisiplinan, komitmen, tanggungjawab dan keterlibatan sosial - mengembangkan jiwa kepemimpinan dalam organisasi internal dan eksternal Gereja - memantapkan pilihan hidup dan karya - mendewasakan iman |
- Menguatkan Wawasan kebangsaan - menguatkan nilai-nilai kedisiplinan, komitmen, tanggungjawab dan keterlibatan sosial pada kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat - mengembangkan jiwa kepemimpinan dalam organisasi, terutama eksternal Gereja - memantapkan pilihan hidup dan karya sebagai rasul awam - mendewasakan iman |
Target-target terukur untuk peserta setelah kaderisasi(luaran) |
Transformasi Diri - Menjadi Pengurus OSIS - Menjadi Pengurus OMK - Menjadi Pengurus Kelompok-kelompok ekstra sekolah |
Transformasi Diri dan Keterlibatan Sosial - Menjadi Pengurus OMK - Menjadi Pengurus Organisasi Mahasiswa, UKM/BEM - Menjadi Aktivis pemberdayaan masyarakat - Pengurus kelompok-kelompok ekstra kampus di tingkat Kota/Kabupaten |
Transformasi Sosial, Keterlibatan Sosial yang merupakan buah dari habitus baru - Menjadi Penggerak komunitas masyarakat, RT/RW, PKK - Menjadi Penggerak komunitas pemberdayaan masyarakat, khususnya pengembangan sosial ekonomi - Menjadi Penggerak kegiatan lintas agama |
Kriteria Umum Peserta atau sasaran |
- SMA/SMK kelas X - Aktif di kegiatan sekolah (OSIS atau Ekstrakurikuler) - Sudah dibaptis minimal dua tahun - Tak ada kesulitan dalam kegiatan akademik di sekolah (nilai, rapor kepribadian, dll.) - Punya komitmen dan semangat dalam komunitas belajar - Persetujuan orang tua (ada mekanisme sosialisasi terhadap orangtua tentang program ini) |
- Mahasiswa aktif di PTS/PTN/setingkat Akademi, khususnya bukan dari semester awal atau akhir - Sudah dibaptis minimal dua tahun - Aktif di kegiatan internal kampus - Tak ada kesulitan dalam kegiatan akademik di kampus - Punya komitmen dan semangat dalam komunitas belajar |
- Usia 27 – 42 tahun - Sudah Krisma - Aktif di organisasi kemasyarakatan, komunitas pemberdayaan masyarakat, atau seksi PSE, kerawam dan HAK paroki - Punya komitmen dan semangat dalam komunitas belajar |
Bentuk Kegiatan |
Kaderisasi Pelajar dengan dua bentuk utama, yakni: - Training camp, untuk tahap awal fisik, mental, kedisiplinan, kebersamaan, komitmen, dll - Live in /magang profesi à tujuan memberi gambaran umum dunia profesi : tekanannya pada belajar hidup dan spiritualitas - Live in dengan masyarakat.... o Minimal satu minggu |
Kaderisasi mahasiswa dengan tiga model: - Training camp, untuk tahap awal fisik, mental, kedisiplinan, kebersamaan, komitmen, dll - Sinau: Pertemuan berkala setiap bulan dengan pemberian materi-materi dan penugasanà tujuan utama: memberi bekal hard skill gerakan mahasiswa - Live in à tujuan utama: perjumpaan dengan komunitas pendampingan, baik di masyarakat pedesaan maupun masyarakat perkotaan - Latihan tahap lanjut supaya mampu mandiri dan dapat bertahan hidup dalam bentuk pelatihan wirausaha.... (diberi modal, diajak mengelola secara berkelompok, ...) |
Sekolah Kerasulan Umum, yakni suatu komunitas belajar yang secara rutin bertemu (sebulan sekali); Suatu model belajar bersama (tidak hanya dengan internal Gereja, tapi juga bisa jadi melibatkan pihak-pihak eksternal Gereja) untuk melihat/ mendengarkan “tanda-tanda zaman” (SEE), merefleksikannya dalam perspektif iman dan berbagai kerangka kerja teoritis/ praktis (JUDGE), serta bertindak (ACT) secara tepat, baik sebagai pribadi orang Katolik maupun sebagai satu persekutuan murid-murid Kristus Pertemuan rutin bulanan dengan materi-materi dan penugasan di komunitas pendampingan/ masyarakat (6 kali) |
Materi Kegiatan |
- Latihan Dasar Kepemimpinan (Hard skills dan soft skills) - Cerdas dalam menggunakan media sosial (media literacy) à kritis terhadap berita-berita... - Spiritualitas Kekatolikan dan refleksi iman |
- Analisis Sosial dan Analisis Wacana tingkat Mahasiswa - Mampu mengelola akun media sosial komunitas (produksi konten yang bermanfaat bagi orang banyak) - Spiritualitas Kekatolikan dan refleksi iman |
- Analisis Sosial dan Analisis Wacana Masyarakat Indonesia - Ajaran Sosial Gereja - Hard skills dan soft skills pemberdayaan o Produktif menghasilkan konten-konten positif di media sosial dan akun komunitas o Menegur, mengingatkan, mengelola akun media sosial - Spiritualitas Kekatolikan dan refleksi iman |
“On Going Formation”(Bina Lanjut) |
- Berjejaring - Refleksi berkala - Evaluasi target-target pribadi dan komunitas belajar - Pendalaman-pendalaman materi |
- Berjejaring - Refleksi berkala - Evaluasi target-target pribadi dan komunitas belajar - Pendalaman-pendalaman materi |
- Berjejaring - Refleksi berkala - Evaluasi target-target pribadi dan komunitas belajar - Pendalaman-pendalaman materi |
Penanggung Jawab |
- Daniel (Katekis Keuskupan) - Lusi (guru) - Sari (guru) - Bimo (sekretariat Pastoral Kaderisasi) |
- Rm. Widyawan - Rm. Rudy Hermawan, CM (dalam pelaksanaan selanjutnya, karena kesibukan sebagai formator Seminari Garum, Rm. Wawan, CM diganti oleh Rm. Parno, CM) - Yudhit (dari Komkep, mundur karena alasan kesehatan) - Rm. Juventius Ghawa (Moderator PPM, terutama dalam proses rekruitmen peserta) - Simon Untara |
- Bagus (Staf Komisi Kerawam/HAK) - Rm. Agus Sulistyo (moderator Komisi Kewawam/HAK Keuskupan Surabaya |
Mitra |
- Komkep - Komdik - Komkat |
Komkep dan PPM |
Kerawam dan HAK |
Sumber Dana |
Keuskupan |
Keuskupan |
Keuskupan dan kontribusi paroki yang mengutus peserta |
Target Waktu Pelaksanaan |
Awal Juli 2018 (liburan sekolah) |
Januari 2019 |
|
Tempat |
Puhsarang |
- Puhsarang (Awal dan Akhir) - Wisma PPM (Pertemuan Bulanan |
- Wisma HKY - Beberapa paroki Surabaya |
Beberapa Institusi yang dituju |
SMA/K di Surabaya: Hendrikus, Agnes, St. Louis; SMA/K di Kediri: Agustinus, SMA/K Negeri SMAK Thomas Aquinas Tulungagung; SMA/K di Blitar: Seminari Garum, SMAK Diponegoro |
KMK di naungan PPM: Unair, ITS, Unesa, UPN, WM, UKDC |
Kerasulan umum semua paroki se-keuskupan Surabaya |
Bagan di atas dikembangkan dan disempurnakan oleh masing-masing stakeholder sesuai dengan analisis kebutuhan dan keterkaitan dengan program-program yang sudah berjalan.
Pada bagian Kaderisasi Umum, Komisi Kerawam/HAK telah berkoordinasi secara internal yang diawali dengan Temu Kader Kerasulan Awam Keuskupan Surabaya di Puhsarang 21 – 22 Oktober 2017. Kemudian, Komisi Kerawam menyelenggarakan pula pembekalan aktivis Kerawam dan HAK 2 – 3 Desember 2017. Dari pertemuan-pertemuan tersebut, tersusunlah Tim Panitia dan Program Sekolah Kerasulan Umum Keuskupan Surabaya (SKU). SKU Angkatan I diselenggarakan pada bulan Desember 2018. Komisi Kerawam/HAK sebagai penyelenggara dan penanggungjawab SKU melibatkan beberapa imam dan awam sebagai narasumber. Pertemuan SKU dilangsungkan selama bulan November – Desember 2018.
Pada bagian Kaderisasi SMA, terbentuk Tim Fasilitator yang menyiapkan materi-materi kaderisasi. Tim ini berintikan beberapa katekis, guru SMA, dan dosen di bawah pimpinan Koordinator Karya Pastoral (KKP), RD. Kurdo Irianto. Tim ini aktif melaksanakan pertemuan-pertemuan persiapan mulai bulan Maret 2019. Tugas tim ini antara lain: menyusun alur proses dan materi kaderisasi, melakukan rekruitmen guru pendamping di tujuh sekolah yang diundang, membuka pendaftaran dan melaksanakan seleksi calon peserta dari tujuh sekolah, menyelenggarakan kaderisasi di Puhsarang pada tanggal 5 – 11 Juli 2018, serta menyelenggarakan serangkaian proses monitoring, evaluasi, dan refleksi terhadap para alumni angkatan I.
Proses persiapan Kaderisasi Mahasiswa bermula dari pertemuan informal beberapa dosen dan aktivis Gereja seminggu setelah tragedi bom 13 Mei 2018 di Paroki SMTB. Pertemuan perdana tersebut berlanjut menjadi pertemuan rutin setiap minggu malam di Paroki SMTB. Dari pertemuan rutin tersebut, pada bulan Oktober 2018, terbentuklah Tim Fasilitator dan Panitia kecil yang merancang dan merumuskan bentuk, alur proses, dan materi-materi kaderisasi mahasiswa. Dalam proses rekruitmen, tim melibatkan moderator PPM, PMKRI, Komkep, dan beberapa rekan dosen yang mengampu kuliah di beberapa kampus, terutama UKWMS dan UKDC. Proses Kaderisasi Mahasiswa sendiri dibagi dalam tiga tahap, yakni tahap seleksi, tahap pendalaman materi, dan tahap tindak lanjut.
2. Gambaran Umum Modul Kaderisasi
- Modul Kaderisasi SMA/SMK
Modul Kaderisasi SMA/K secara umum terinspirasi dari perjalanan murid Emaus. Dua murid Yesus pergi ke Emaus sebagai orang-orang yang putus asa dan kehilangan harapan. Dalam proses perjalanan itu, dua orang murid tersebut mengalami perjumpaan dengan Yesus yang awalnya tidak mereka kenali. Dalam perjumpaan itu, mereka berkobar-kobar. Mereka pun akhirnya mengenali Yesus. Mereka kemudian kembali ke Yerusalem dengan semangat berkobar-kobar mewartakan kebangkitan Tuhan. Dalam Modul Kaderisasi SMA/K, para peserta diibaratkan seperti para murid yang dengan sungguh-sungguh mengikuti setiap bentuk kegiatan yang mengubah cara pandangnya terhadap Tuhan, Gereja, dan masyarakatnya. Diharapkan, setelah mengikuti proses selama enam hari, mereka memiliki semangat berkobar-kobar untuk belajar, terus merefleksikan dan mengenal Tuhan dalam jejak hidupnya, serta siap diutus menjadi rasul-rasul Kristus yang berkobar-kobar. Dalam enam hari pelatihan itu, mereka diajak olah rasa dan batin (misa, examen conscientiae, discernment, jalan salib, sakramen tobat), olah budi (diskusi, presentasi, public speaking, analisis sosial), dan olah raga, baik secara pribadi maupun bersama-sama.
Alur pembinaan selama enam hari dapat diringkas sebagai berikut:
HARI |
KETERANGAN |
MATERI DASAR |
Pertama |
SATU PERAHU yang bersama-sama mengarungi Samudra Kehidupan - Tekanan pada membangun komitmen awal sebagai satu komunitas kader |
- Analisis Diri - Kepemimpinan Kristiani - Examen dan discernment |
Kedua |
Mengenal SAMUDRA KEHIDUPAN zaman ini - Tekanan pada analisis sosial, baik realitas sosial konkret maupun realitas sosial maya/virtual |
- Analisis sosial - Media literacy - Kreasi konten positif dan antihoax |
Ketiga |
Menentukan ARAH dan TUJUAN pribadi dan bersama - Tekanan pada melihat situasi di depan dan berjalan sesuai visi |
- Wawasan Kebangsaan - Dunia profesi dan panggilan/perutusan - Public speaking |
Keempat |
Mencari Jalan BAGAIMANA MENCAPAI TUJUAN - Tekanan pada menganalisis problem-problem konkret di sekeliling kita |
- Study Exposure (TPA, Panti Wredha, Panti asuhan) - analisis sosial terhadap realitas yang dijumpai |
Kelima |
Peranku dan Peran Kita di tengah Samudra - Tekanan pada penyusunan target-target pribadi dan komunitas |
- Target-target pribadi dan komunitas - Rancangan kegiatan bersama |
Keenam |
Ini Aku, Tuhan! Utuslah Aku! - Tekanan pada kesiapan lahir batin sebagai orang yang diutus di tengah samudra bersama-sama dengan teman-teman se-perahu |
- Komitmen - Rancangan tindak lanjut |
Setelah proses kaderisasi enam hari usai, proses pendampingan memasuki Tahap Bina Lanjut. Diharapkan, setelah pelatihan, para kader mampu melaksanakan target-target pribadi dan komunitas di bawah bimbingan guru-guru pendamping dan fasilitator. Setidaknya, mereka diharapkan membuat jaringan siswa katolik di kota masing-masing, berkegiatan bersama, dan merancang kegiatan bersama dengan kelompok pelajar non katolik lainnya. Beberapa anjuran kegiatan tahap lanjut ini, misalnya: live in, mengelola akun media sosial komunitas, dll.
- Modul Kaderisasi Mahasiswa
Kegiatan tahap pertama dilaksanakan selama tiga hari dua malam dalam format rekoleksi/retret. Tahap ini ingin memberi para peserta pembekalan awal sebagai kader Gereja di tengah masyarakat. Isi pembekalan awal ini berupa pemahaman diri, keprihatinan sosial, analisis sosial sederhana, dan gambaran umum tentang kaderisasi tahap II. Dalam pembekalan awal ini, ditekankan pula nilai-nilai kedisiplinan, kepemimpinan, dan spiritualitas kristiani yang berpusat pada doa/misa, tindakan, dan refleksi. Pada akhir tahap ini, para peserta diajak untuk menentukan pilihan dan komitmen apakah akan terlibat pada kaderisasi tahap kedua atau tidak.
Alur proses kegiatan tahap I kurang lebih sebagai berikut:
Hari Ke- |
Keterangan |
Materi Dasar |
Tujuan |
Pertama |
Keprihatinan Sosial: - Menggali pengalaman para peserta terkait pengalaman-pengalaman konkret berhadapan dengan persoalan sosial di sekeliling ruang lingkup hidup mereka: keluarga, tempat kos, kampus, dll. - Belajar merefleksikan pengalaman perjumpaan dengan permasalahan sosial |
1. Keprihatinanku terhadap Masalah Sosial di Masyarakat 2. Spiritualitas Sosial Gereja 3. Menulis Examen |
- Fasilitator dapat menggali minat peserta pada isu-isu sosial - Fasilitator dapat menilai keberanian peserta untuk mengungkapkan pengalaman secara lisan - Semua peserta semakin memiliki kebanggaan sebagai orang katolik yang bersaksi di tengah masyarakat - Semua peserta memiliki kesadaran akan pentingnya kesaksian sebagai orang katolik |
Kedua |
Pengenalan Analisis Sosial - Studi kasus melalui potongan film dokumenter - Diskusi kelompok untuk mengidentifikasi persoalan sosial dan analisis sebab-akibat atas persoalan sosial dalam kasus yang disodorkan - Presentasi dalam bentuk sosio-drama - Pendalaman materi pengenalan prinsip-prinsip analisis sosial berdasarkan ASG |
1. Aku dan Persoalan Sosial di sekelilingku 2. Diskusi Film 3. Analisis Sosial Sebab – Akibat 4. Presentasi: Sosio-Drama 5. Menulis Examen |
- Semua peserta memiliki dan berani menampakkan kemampuan, daya tahan, dan kedisiplinan untuk menyelesaikan tantangan tugas analisis diri dan analisis sosial sederhana |
Ketiga |
Komitmen - Setelah mengalami proses hari kedua yang sebenarnya merupakan alur ringkas Tahap Pelatihan, peserta diberi informasi lebih detil terkait program Kaderisasi Mahasiswa Angkatan I - Setelah itu, peserta diajak untuk berkomitmen untuk lanjut atau memilih untuk tidak terlibat lebih lanjut |
1. Penjelasan Program Kaderisasi Mahasiswa 2. Discernment à menimbang-nimbang untuk memilih lanjut atau tidak 3. Komitmen pribadi dan bersama 4. Penugasan bagi yang berkomitmen |
- Para peserta diharapkan untuk bisa mengambil keputusan untuk terus atau tidak - Jika memilih tidak, ada beberapa program tawaran untuk mereka - Jika memilih lanjut, mereka akan diikat dengan komitmen pribadi dan komitmen bersama |
Pada akhir kegiatan tahap I, peserta diberi pilihan untuk melanjutkan proses ke tahap II atau tidak. Peserta yang memilih lanjut, diberi tugas untuk masuk ke pertemuan pertama di tahap II. Kegiatan tahap II sendiri terdiri dari lima serial pertemuan dalam komunitas belajar. Setiap pertemuan berlangsung selama sehari semalam, yakni hari Jumat, 19.00 – Minggu, 12.30. Pertemuan diselenggarakan sekali dalam sebulan. Kegiatan tahap kedua ini bertumpu pada lingkaran alur pendalaman materi, rancangan aksi, laporan evaluasi dan refleksi. Materi-materi pertemuan selalu dikaitkan dengan tema-tema utama dalam Ajaran Sosial Gereja.
ALUR |
PENDALAMAN MATERI |
RANCANGAN AKSI |
Pertemuan I (25-27 Jan 2019) |
Martabat Manusia dan Tantangan Dehumanisasi Dewasa Ini - Refleksi Gereja terhadap Martabat Manusia sebagai Citra Allah - Tantangan-tantangan Dehumanisasi - Menghormati dan Membela Martabat Manusia dalam Aksi |
Membuat narasi manusia terpinggirkan di sekitar rumah, kos, atau asrama (RT). Narasi bisa berupa tulisan, video, photo essay, dll. Narasi disebarluaskan atau dipublikasikan melalui jejaring media sosial. |
Pertemuan II (22-24 Feb 2019) |
Struktur Sosial Manusia dan Struktur Dosa dalam Pandangan ASG - Relasi antara Individu dan Struktur Sosial - Struktur Dosa dalam ASG - Analisis Kritis terhadap Struktur Sosial - Prinsip Solidaritas dan Subsidiaritas - Bonum Commune |
Menyusun sebuah kajian sederhana berisi deskripsi struktur sosial dan dosa struktural di masyarakat RW/Kampung tempat tinggalku atau komunitas pendampinganku, dan menganalisa secara kritis |
Pertemuan III (22-24 Mar 2019) |
Wacana Kritis dan Budaya Tanding - Pertarungan Wacana di Era Digital Masa Kini - Wacana Kristiani yang Kritis di Era Kekinian - Membangun Budaya Tanding |
Mencermati wacana yang diunggah oleh minimal 50 orang teman media sosialku (fb, twitter, IG, dll.) dalam hari atau dengan tema-tema tertentu, analisislah berdasarkan struktur sosialnya, analisislah akar-akar permasalahannya, temukan budaya tanding yang sesuai, lakukanlah lewat jejaring media sosial milikmu |
Pertemuan IV (26-28 Apr 2019) |
Spiritualitas Kristiani di Tengah Keberagaman Indonesia - Live in Keberagaman: Pesantren, Padepokan Penganut Kepercayaan, Vihara, Pura, Gereja Kristen (diselenggarakan minimal 3 hari, 2 malam) |
Buatlah obrolan atau cangkrukan kultural di basis etnis di kotaku Kampung Madura, Kampung Tionghoa, Kampung Kauman, atau melanjutkan kegiatan dari pertemuan keempat, lalu buatlah narasi dan refleksi atasnya |
Pertemuan V (17-19 Mei 2019) |
Rancang Bangun Komunitas Kritis, Reflektif, dan Berjejaring - Merancang Komunitas Kritis, Reflektif, dan Berjejaring di Tengah Keberagaman |
Menyusun rencana tindak lanjut untuk satu semester ke depan dengan target-target pribadi yang terukur, dipresentasikan dalam komunitas, didiskusikan, lalu ditindaklanjuti |
Kegiatan tahap ketiga berupa laporan aksi atau sharing, evaluasi dan refleksi bersama atas rancangan tindak lanjut. Kegiatan tahap ini diselenggarakan dua kali dalam satu semester (tiga bulan sekali). Untuk tahapan ini, hendaknya digunakan skema empat kuadran berikut:
Keterangan:
- Kuadran Harapan: segala hal yang menjadi tujuan akhir dari aksi yang dilaksanakan. Rumusannya sedapat mungkin suatu deskripsi yang lengkap
- Kuadran Modal: segala hal yang merupakan kekuatan yang dimiliki untuk karya, atau bisa juga nilai-nilai keutamaan yang telah dihidupi sehingga bisa mendukung penuh aksi atau karya
- Kuadran tantangan: segala hal yang menjadi tantangan karya, baik dari faktor internal maupun eksternal
- Kuadran Solusi dan Bantuan: segala jalan keluar yang mungkin dengan memperhitungkan kuadran-kuadran sebelumnya. Dalam upaya-upaya mengupayakan jalan keluar itu, bantuan-bantuan apa dari pihak-pihak eksternal yang kita perlukan dan kita minta. Pokok bantuan yang diperlukan ini bisa menjadi salah satu pertimbangan materi lanjutan
- Modul Kaderisasi Umum/Sekolah Kaderisasi Umum
Konsep pembelajaran Sekolah Kerasulan Umum adalah membentuk kader Katolik yang tanggap, tangguh dan terlibat dalam hidup menggereja dan bermasyarakat. Hidup menggereja sebagai konsekuensi dari sakramen baptis, sedangkan hidup bermasyarakat merupakan bentuk kesaksian kerasulan Gereja untuk dunia. Gereja tidak hadir di dunia ini untuk dirinya sendiri, tetapi untuk dunia. Gereja hadir untuk membangun Kerajaan Allah di dunia ini.
Profil lulusan Sekolah Kerasulan Umum harus mampu mempengaruhi orang lain berdasar keteladanan, kepemimpinan dan pengetahuannya: keKatolikan dan keIndonesiaan. Lulusan Sekolah Kerasulan Umum diharapkan juga kontemplatif dan aktif.
Tujuan Sekolah Kerasulan Umum adalah membentuk kader Katolik yang tanggap, tangguh dan terlibat dalam hidup menggereja, berbangsa dan bernegara berdasar nilai-nilai pelayanan dan cinta kasih.
Output yang diharapkan antara lain: 1) Mengimbaskan materi yang didapat ke pengurus bidang kerasulan umum pada khususnya dan umat pada umumnya; 2) Tidak canggung / asing hal-hal terkait kerasulan umum; 3) Mampu berubah dari sekadar aktivis menjadi seorang kader.
Kurikulum SKU terdiri dari sembilan kali pertemuan dalam sembilan minggu berturut-turut berdurasi kurang lebih dua jam. Susunannya sebagai berikut:
- Minggu I : Keindonesiaan
- Minggu II : Kekatolikan
- Minggu III : Diskusi & Dinamika Kelompok
- Minggu IV : Kerasulan Awam dari Aspek 3 Poros
- Minggu V : HAK dari Aspek 3 Poros
- Minggu VI : PSE dari Aspek 3 Poros
- Minggu VII : Diskusi & Dinamika Kelompok (+ Penugasan)
- Minggu VIII : Showcase Rencana Kegiatan
- Minggu IX : Seminar Inklusi
Pada Pertemuan VIII, para peserta diajak untuk merancang kegiatan yang berorientasi pada: 1) Pemberdayaan masyarakat; 2) Relasi Hubungan Antar Agama dan Keyakinan; 3) Keterlibatan umat di masyaraka
3. Proses Recruitment Peserta di Masing-masing Jenjang Kaderisasi
- Rekruitmen Kaderisasi SMA Angkatan I
Secara kronologis, proses recruitment peserta kaderisasi diawali oleh Tim Persiapan dengan mengirimkan surat kepada sekolah-sekolah yang dituju (7 sekolah dari Surabaya, Blitar, dan Kediri). Dalam surat tersebut, Tim memohon kesediaan sekolah untuk mengirimkan satu guru pendamping dan siswa-siswi pilihan sekolah. Para siswa/i terpilih tersebut diminta untuk mengisi formulir pendaftaran yang berisi tentang biodata, narasi diri terkait kelemahan dan kelebihan pribadi, keaktifan dalam organisasi, minat dan bakat, pengalaman yang paling mengubah hidup mereka, dan impian ke depan.
Dari proses awal ini, terjaring tujuh guru pendamping yang akan terlibat dalam keseluruhan proses kaderisasi dan 69 calon peserta yang akan diseleksi dalam tes wawancara oleh Tim. Dari hasil tes wawancara, Tim memilih 45 peserta dengan kriteria antara lain: kesesuaian antara apa yang ditulis dalam formulir dan wawancara, komitmen untuk terlibat secara total, serta potensi dan kesanggupan untuk memenuhi target menjadi pengurus OSIS atau organisasi lain di luar sekolah setelah kegiatan kaderisasi. Dari 45 peserta yang terpilih, peserta yang hadir berjumlah 43 orang dan seluruhnya berhasil menyelesaikan kegiatan kaderisasi dengan rincian sebagai berikut:
Asal Sekolah |
Jumlah Peserta |
SMAK Hendrikus, Surabaya |
7 |
SMAK St. Agnes, Surabaya |
4 |
SMAK Stanislaus, Surabaya |
3 |
SMAK Karitas III, Surabaya |
3 |
SMA-SMA Negeri Surabaya |
5 |
SMAK Diponegoro, Blitar |
4 |
SMAK Seminari Garum |
3 |
SMAK St. Agustinus, Kediri |
4 |
SMA-SMA Negeri Kediri |
6 |
SMAK Thomas Aquinas, Tulungagung |
4 |
Total |
43 |
- Rekruitmen Kaderisasi Mahasiswa Angkatan I
Proses rekruitmen diawali oleh Tim dengan menyusun formulir pendaftaran di media google form dan disebarkan secara luas, terutama melalui jejaring Pelayanan Pastoral Mahasiswa (PPM) Isi formulir pendaftaran mencakup: biodata, narasi pengalaman diri, keaktifan di organisasi intra atau ekstra kampus, serta narasi pengalaman iman. Pendaftaran dibuka selama kurang lebih satu bulan mulai 15 November – 15 Desember 2018.
Dari proses rekruitmen terbuka melalui google form tersebut, terjaring 43 calon peserta. Berdasarkan isian formulir, Tim memilih 33 calon peserta terpilih. Kriteria pemilihan antara lain: pemahaman calon terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, aktivitas organisasi, pengenalan diri, dan kemampuan calon menuangkan gagasan atau narasi dalam tulisan. Dari 33 calon peserta, hanya 27 orang yang hadir dalam Technical Meeting (TM) pada tanggal 6 Januari 2019. Dua orang memang izin tidak ikut TM karena ada keperluan kampus, tapi mereka siap bergabung pada kegiatan Tahap Pertama. Sedangkan, tiga orang yang lain mengundurkan diri. Pada pelaksanaan Tahap Pertama tanggal 10 – 12 Januari 2019, hadir 29 peserta. Setelah berproses, dari 29 peserta tersebut, hanya 14 orang yang bersedia berkomitmen untuk tahap berikutnya, yakni tahap pendalaman materi. Berikut ini data 14 peserta yang lanjut ke tahap kedua:
Asal Universitas |
Jumlah Peserta |
Universitas Airlangga |
2 |
Universitas Negeri Surabaya |
2 |
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya |
3 |
Universitas Katolik Darma Cendika Surabaya |
3 |
Universitas Kristen Petra |
1 |
Universitas Dr. Soetomo |
1 |
Universitas Islam Kadiri |
1 |
STIKES Surya Mitra Husada, Kediri |
1 |
Total |
14 |
- Proses Rekruitmen Sekolah Kerasulan Umum
Proses rekruitmen peserta SKU dilakukan melalui jejaring Komisi Kerasulan Umum, khususnya di Kevikepan Surabaya Utara, Surabaya Barat, dan Surabaya Utara. Di samping itu, rekruitmen gelombang kedua melibatkan beberapa ormas katolik.
- Pelaksanaan Kaderisasi sampai Juni 2019
- Kaderisasi SMA
Sampai Akhir Juni 2019, Kaderisasi SMA telah menghasilkan satu angkatan berjumlah 43 orang. Pada tanggal 24 – 29 Juni 2019 ini, sedang diselenggarakan kaderisasi SMA Angkatan II dengan peserta berjumlah 26 orang dari beberapa sekolah di Surabaya dan Blitar. Sedangkan, pada tanggal 1 – 6 Juli 2019 nanti, akan dilaksanakan Kaderisasi SMA Angkatan III dengan jumlah peserta sebanyak 44 orang dari beberapa sekolah di Surabaya, Madiun, dan Kediri.
Kaderisasi SMA mengalami perkembangan dalam beberapa hal. Pertama, adanya pembagian kelas, yakni Kelas Paulus dan Kelas Petrus. Kelas Paulus adalah kelas kader yang siap diutus untuk misi di luar Gereja (di sekolah, di masyarakat). Bentuk kaderisasi kelas Paulus ini bertitik tolak pada Analisis Sosial dan Keterlibatan Gereja di Masyarakat. Sedangkan, kelas Petrus adalah kelas kader yang siap diutus untuk misi di dalam Gereja, terutama untuk kegiatan-kegiatan liturgis (misdinar, lektor, pemazmur, dll.), pembinaan orang muda (Rekat, OMK, atau pendamping BIAK), dll.
Kelas Petrus dibuka bersamaan dengan Kaderisasi SMA Angkatan III (Selanjutnya akan disebut Kelas Paulus Angkatan III), yakni pada tempat dan waktu yang bersamaan, yakni di Wisma Betlehem, 1 – 6 Juli 2019. Proses penjaringan peserta Kelas Petrus Angkatan I bersamaan dengan penjaringan Kelas Paulus II dan III. Tim Pastoral Kaderisasi SMA memilih 113 peserta dari 120an orang yang mendaftar dari SMA/K di Surabaya, Kediri, Madiun, Blitar, dan Tulungagung. Dari 113 orang yang terpilih tersebut, 29 peserta untuk Kelas Paulus Angkatan II, 44 peserta untuk Kelas Paulus Angkatan III, dan 40 peserta untuk Kelas Petrus Angkatan I.
- Kaderisasi Mahasiswa
Kaderisasi Mahasiswa baru diselenggarakan satu kali selama kurun waktu Januari – Juni 2019. Rincian kegiatannya sebagai berikut:
No. |
Waktu |
Kegiatan |
Jumlah Peserta |
1 |
15 Nov – 15 Des 2018 |
Open Recruitment via Google Form |
42 |
2 |
17 Des 2018 |
Penetapan Peserta Terpilih |
33 |
3 |
6 Jan 2019 |
Technical Meeting |
27 |
4 |
10 – 12 Jan 2019 |
Tahap I: Seleksi |
29 |
5 |
Jan – Jun 2019 |
Tahap II: Pendalaman Materi |
14 |
- Kaderisasi Umum
Kaderisasi umum yang oleh Komisi Kerawam dan HAK disebut Program Sekolah Kerasulan Umum, dalam kurun waktu November 2018 sampai dengan Juni 2019, telah diselenggarakan dua angkatan. SKU Angkatan I menetapkan sasaran yakni para aktivis kerasulan umum di paroki-paroki di kevikepan Surabaya Utara, Barat, dan Selatan. Sedangkan, SKU Angkatan II menetapkan sasaran, yakni para aktivis ormas-ormas katolik (WKRI, Pemuda Katolik, PMKRI).
SKU Gelombang I diikuti oleh 38 peserta dari paroki-paroki Surabaya-Sidoarjo. Dari 38 peserta, 11 orang masih tetap aktif sampai sekarang di medan pastoral kerasulan umum. Selanjutnya, SKU Gelombang II diikuti oleh 28 peserta dari mahasiswa penerima beasiswa keuskupan, Pemuda Katolik, OMK, dan PMKRI. Sampai sekarang, peserta yang masih terlibat dalam kegiatan Kerasulan Umum sebanyak 14 orang.
- Rancangan Lanjut
Pastoral Kaderisasi berjenjang dapat diimajinasikan sebagai suatu rumah untuk program-progam pembinaan bagi para calon kader Gereja dan Masyarakat. Rumah tersebut memiliki beberapa bilik. Bilik pertama adalah kaderisasi SMA, baik kelas Petrus dan Paulus. Bilik kedua adalah kaderisasi mahasiswa. Bilik ketiga adalah bilik kaderisasi umum atau Sekolah Kerasulan Umum. Meskipun berbeda dalam bentuk dan proses pembinaan, ketiga bilik ini berdiri atas dasar yang sama, yakni panggilan Gereja di tengah masyarakat. Karena itu, prinsip-prinsip yang sama diterapkan di ketiga jenjang berasaskan Ajaran Sosial Gereja.
- Kaderisasi SMA
Kaderisasi SMA pada masa yang akan datang akan memperluas jejaring sekolah yang diajak bermitra untuk mengirimkan subjek bina yang potensial untuk didampingi sebagai kader-kader Gereja. Setelah pembinaan Angkatan I, Tim Fasilitator menyadari bahwa proses rekruitmen peserta haruslah juga memperhitungkan para calon peserta yang tidak lolos seleksi karena bagaimana pun, mereka adalah siswa-siswi pilihan sekolah. Di antara para calon yang tidak lolos seleksi, ada beberapa siswa-siswi yang memiliki potensi untuk berkembang di berbagai kegiatan internal Gereja seperti Remaja Katolik, OMK, putra/putri altar, SSV, dll. Karena itu, mereka pun perlu dibekali dengan berbagai ketrampilan dasar untuk mengembangkan diri di berbagai medan kegiatan internal Gereja.
Bertitik tolak dari kesadaran baru tersebut, disusunlah dua kelas berbeda, yakni Kelas Paulus dan Kelas Petrus. Kelas Paulus adalah kelas untuk para peserta yang diarahkan untuk perutusan di sekolah dan masyarakat umum. Alur Proses dan Materi kaderisasi Kelas Paulus akan tetap menggunakan modul Kaderisasi SMA Angkatan I. Sedangkan, Kelas Petrus adalah kelas untuk para peserta yang diarahkan untuk perutusan internal Gereja di paroki masing-masing, misalnya untuk OMK, Misdinar, Legio, dll. Alur Proses dan Materi kaderisasi Kelas Petrus disusun bersama antara beberapa katekis dan romo paroki mulai bulan April 2019. Akhirnya, diputuskan bahwa pelaksanaan Kaderisasi SMA Kelas Paulus dan Petrus akan diselenggarakan dalam waktu yang bersamaan. Karena akan diikuti oleh 73 orang, Kelas Paulus akan dibagi menjadi dua gelombang, yakni Angkatan II (24 – 29 Juni 2019) dan Angkatan II (1 – 6 Juli 2019). Sedangkan, Kelas Petrus Angkatan I akan dilaksanakan bersamaan dengan Kelas Paulus Angkatan III, yakni tanggal 1 – 6 Juli 2019.
Di samping itu, Tim Kaderisasi SMA menyadari bahwa pembinaan para pendamping dirasa perlu juga menjadi prioritas. Karena itu, akan dirancang program pembinaan bagi para pendamping yang akan diisi dengan beberapa bentuk pembinaan lanjut, capacity building, tutoring, dll.
- Kaderisasi Mahasiswa
Dari hasil evaluasi dan refleksi Tim Kaderisasi Mahasiswa, ada beberapa hal yang perlu dikembangkan. Pertama, perlu diperkuat kemitraan dengan PPM. Komkep, Kerawan dan Ormaska (Pemuda Katolik, WKRI, PMKRI, FMKI, ISKA). Kemitraan ini bisa dalam bentuk penjaringan calon peserta, ketersediaan narasumber, dan ketersediaan medan perutusan. Kedua, perlu pula diperluas jejaring dengan institusi-institusi eksternal Gereja, antara lain jejaring dengan LSM advokasi perempuan, anak, HAM, dan Lingkungan hidup, lembaga-lembaga keagamaan, lembaga pemberdayaan masyarakat, dll. Ketiga, perlu juga rancangan program upgrading pendamping.
Akan diselenggarakan Kaderisasi Mahasiswa Angkatan II pada pertengahan bulan Agustus 2019. Proses rekruitmen sudah dimulai bulan Juni 2019 sampai dengan pertengahan Juli 2019. Penyelenggaraan Angkatan II nanti akan melibatkan pula para peserta yang telah menyelesaikan program kaderisasi Angkatan I sebagai panitia penyelenggara dan ko-fasilitator.
- Kaderisasi Umum/Sekolah Kerasulan Umum
Penyelenggara Sekolah Kerasulan Umum ingin mengembangkan program SKU dengan berbagai jalan. Pertama, SKU perlu memperluas jejaring dengan institusi-institusi eksternal Gereja: LSM advokasi perempuan, anak, HAM, dan Lingkungan hidup, lembaga-lembaga keagamaan, lembaga pemberdayaan masyarakat. Kedua, SKU perlu menyiapkan kader-kader yang siap dan cakap menjadi pengurus gereja baik paroki maupun lingkungan khususnya dalam bidang kerasulan umum. Ketiga, SKU perlu mempersembahkan bagi negara dan bangsa putra putri gereja yang siap, cakap, layak dan pantas untuk menghadirkan wajah gereja di tengah masyarakat dengan berjuang di posisi-posisi strategis: RT, RT, BPD, Tokoh Gereja dan Masyarakat, legislatif, perangkat-perangkat pemilu (KPPS, saksi, bawaslu, panwaslu, etc), pengurus partai dan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang lain.
Tim Fasilitator SKU ingin pula memberikan pembinaan lanjut bagi para peserta pilihan dari Angkatan I dan II. Bina lanjut ini akan bertumpu pada penguasaan analisis sosial dan media literasi yang berasaskan prinsip-prinsip Ajaran Sosial Gereja. Diharapkan, setelah proses bina lanjut ini, para peserta mampu mengembangkan program-program kerasulan umum yang berbasis analisis sosial dan memanfaatkan media komunikasi sebagai sarana penyebaran konten-konten kreatif yang mengembangkan berbagai hal yang baik.
- Harapan terhadap Keuskupan Surabaya
Kaderisasi berjenjang ini semakin lama semakin berkembang dan menjangkau semakin banyak anak muda di Keuskupan Surabaya. Keuskupan telah memberi dukungan dana dan tenaga para imam untuk keseluruhan proses kaderisasi berjenjang ini. Wisma Betlehem Puhsarang telah disepakati sebagai rumah besar pembinaan kaderisasi berjenjang ini. Di samping fasilitas yang memadai, Wisma Betlehem berada di Stasi Puhsarang yang memiliki karakter umat yang menarik untuk ditelaah.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk didukung pula oleh Keuskupan Surabaya untuk perkembangan Pastoral Kaderisasi ini, antara lain:
- Perlu mempertimbangkan adanya “rumah bina” di kota Surabaya yang terbuka untuk perjumpaan para kader dan para pendamping sehingga terbentuk suatu komunitas pembelajar
- Perlu program-program pembinaan khusus untuk konsolidasi dan peningkatan kapasitas para fasilitator dan pendamping
- Perlu penugasan khusus bagi para imam yang terlibat dengan mempertimbangkan minat dan kompetensinya