logo

Paroki Santo Cornelius, Madiun

algons

Jl. A. Yani No. 3, Kelurahan Pangongangan

Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun - 63121

: [email protected] | [email protected]

: (0351) 458858 | (0351) 495359 - Fax

: @komsos.cornel

: Komsos Santo Cornelius Madiun

: komsos st cornelius Madiun

: ---

Sejarah

Paroki Santo Cornelius Madiun merupakan Paroki tertua kedua di Keuskupan Surabaya setelah Paroki Kelahiran Santa Perawan Maria, Kepanjen, Surabaya. Berdirinya Paroki Santo Cornelius Madiun tidak lepas dari Sejarah Paroki Ambarawa. Paroki Santo Cornelius pada awalnya menjadi stasi bagian dari Paroki Ambarawa. Pada tanggal 2 Agustus 1859 dimana bagian tenggara stasi Semarang dipisah dan berdirilah Gereja Ambarawa yang menjangkau wilayah Ambarawa, Salatiga, Solo, Madiun, Pacitan. Pada tanggal 28 Juli 1897, Pastor Cornelis Stiphout, SJ yang sebelumnya menjabat sebagai Pastor Pembantu di Magelang di pindah ke Madiun, kemudian Madiun berubah menjadi Stasi dan terpisah dari Stasi Ambarawa. Wilayah Madiun pada waktu itu meliputi Karesidenan Madiun dan Karesidenan Kediri.

Pada tanggal 12 Maret 1899 Gereja Katolik di Madiun dibangun di sebelah barat Pastoran, yang sekarang dipakai sebagai Aula Bernardus. Perkembangan umat Katolik di Madiun semakin bertambah, maka bangunan gereja tersebut tidak mampu menampung umat yang ada. Oleh karena itu pada tahun 1937 dimulai pembangunan Gereja baru. Untuk menampung kegiatan peribadatan, sementara memakai Gedung Katholiek Sociale Bond. Gedung Katholiek Sociale Bond sendiri dibangun pada tahun 1934 yang berfungsi sebagai tempat pertemuan beberapa organisasi rohani seperti Wanita Katolik, Katolik Wandowo, Pengrukti Loyo, Kepanduan dan Palupi Darma. Gedung tersebut kini menjadi Balai Paroki.

Gereja tersebut diberkati pada tanggal 19 Juni 1938 oleh Mgr. Th. Backere, CM, Prefek Apostolik Surabaya, dengan nama pelindung Santo Cornelius, salah satu martir Gereja. Bangunan gereja tesebut yang dipakai sampai sekarang ini.

Perkembangan Gereja Katolik di Madiun tidak hanya sebatas pembangunan bangunan gereja saja, akan tetapi, lebih dari pada itu jumlah umat juga semakin berkembang. Perkembangan Gereja Katolik di Madiun telah melahirkan beberapa Wilayah seperti:

...
  • Kediri, pada tanggal 1 Januari 1925 wilayah Kediri memekarkan diri dari stasi Madiun dan menjadi sebuah paroki, dengan memakai nama pelindung Santo Vincentius A
  • Stasi Caruban, yang didirikan tahun 1961 oleh Rm. Janssen, CM.
  • Stasi Karangrejo, pada bulan Februari 1965, oleh Romo J. Wignyapranata, CM.
  • Stasi Mojomanis, dibuka oleh Soeronto dan Suyitno dari ALMA pada tanggal 18 Februari 1966.
  • Stasi Kwadungan, pada tanggal 20 Mei 1967, oleh Soeronto, selanjutnya oleh Romo Sebastian Fornasari, CM, stasi ini dijadikan satu dengan Stasi Mojomanis.
  • Stasi Jenangan, karyanya dimulai pada tanggal 14 April 1964, SMP Persiapan Negeri di Jenangan diserahkan secara resmi kepada Misi, dan kemudian Kasno berserta teman-temannya ditugaskan sebagai tenaga Pada bulan Desember 1988 dimulailah pembangunan Gereja Stasi di Jenangan dan pada tanggal 2 April 1989, Gereja ini diberkati oleh Uskup Surabaya, Mgr. A.J. Dibyokaryono dengan nama pelindung Santo Vinsensius.
  • Wilayah Magetan, pada tanggal 25 Januari 1972 secara resmi Magetan dimekarkan menjadi Paroki baru dan terpisah dari Paroki Santo Cornelius
  • Wilayah Ponorogo, pada15 Agustus 1972 Wilayah Ponorogo dimekarkan menjadi Paroki baru dengan nama Paroki Santa Maria
  • Wilayah Ngawi, pada tahun yang sama 1972, Wilayah Ngawi juga terjadi pemekaran, dan berdiri Paroki baru dengan nama Paroki Santo Yosef Ngawi dan terpisah dari Wilayah Paroki Santo Cornelius
  • Stasi Saradan, dibuka tahun Kegiatan peribadatan dan pertemuan menggunakan rumah Ibu Prihatin Partosuwito sebagai tempat ibadah permanen bagi warga Saradan. Pada tanggal 22 April 2007 dilakukan peletakan batu pertama pembangunan Gereja Stasi Yohanes Gabriel Saradan.
  • Pemekaran Wilayah yang terakhir adalah Paroki Mater Dei Paroki Mater Dei semula adalah bagian dari Wilayah Paroki Santo Cornelius Madiun yang dikenal dengan sebutan "Wilayah Timur". Pembangunan Gereja di Wilayah Timur dimulai bulan Juli 1991. Pada tanggal 6 April 1992 gedung Gereja tersebut diresmikan oleh Walikota Madiun, Drs. Masdra M. Yasin dan diberkati oleh Uskup Surabaya, Mgr. A.J. Dibyakaryo. Selanjutnya sebutan Wilayah Timur diganti dengan Wilayah Mater Dei, sesuai dengan nama gerejanya. Bulan Mei 1999, status wilayah Mater Dei ditingkat- kan menjadi Stasi Kuasi Mater Dei. Dan Berdasarkan Surat Keputusan Uskup Surabaya Nomor : 997/G.113/XII/99 pada tanggal 24 Desember 1999 ditetapkan berdirinya Paroki Mater Dei Madiun, yang merupakan pemekaran dari Paroki Santo Cornelius Madiun.

Profil

cornel-1

Gereja St. Cornelius Madiun

cornel-2

Goa Maria - St. Cornelius Madiun

cornel-3

Goa Maria - St. Cornelius Madiun

cornel-4

Balai Paroki - St. Cornelius Madiun

Jadwal Misa - Paroki

MISA WAKTU
Senin - Sabtu (harian) 05.15
Senin - Jumat (harian) 18.00
Sabtu 18.00
Minggu 06.00 | 08.00 | 18.00
Gereja St. Maria Asumpta - Caruban Minggu 08.00
Gereja St. Vinsensius - Jenangan Sabtu 18.00
Gereja St. Yohanes Gabriel - Saradan Minggu 09.30