logo

Paroki Santa Maria Dengan Tidak Bernoda Asal, Tulungagung

algons

Jl. Ahmad Yani Tim. Gg. IV No.1, Tulungagung 63419

: ---

: (0353) 321727 | 335643 - fax

: ---

: Gereja Katolik Tulungagung

: Komsos Paroki Tulungagung

: ---

Sejarah

Sebelum tahun 1950, di Tulungagung sudah ada persekutuan umat beriman. Waktu itu Gereja kecil ini masih merupakan stasi dari Paroki Blitar. Salah satu tokoh umat Katolik pada waktu itu adalah Bapak Broto ayah dari Romo S.Soenarjo,CM (almarhum) yang pernah bertugas di Tulungagung pada tahun 1963 – 1965.

Pada awalnya Misa Kudus diadakan sebulan sekali, kemudian dua bulan sekali di rumah-rumah keluarga Katolik antara lain sebulan sekali di rumah ibu Vitus Marta Soewignjo di desa Bago ( POM Bensin Bago ke timur ). Jumlah umat pada waktu itu sekitar 25 orang, diantaranya Ibu Soendari Sidik ( Guru SLKKP ), Bapak Soepardi, Bapak Soemartojo ( keduanya karyawan PG Mojopanggung ), Bapak Rijanto ( Deppen ), Bapak A.Harsosoediro ( Dikbud ), Bapak R.H.A.Djohari ( PJKA ) Bapak RC.Roesdimoeljo, Bapak M.Moeladi, Bapak VS.Santoso, menyusul Bapak Siswadi ( Guru ), Bapak PC.Soehardjo ( Depkes ) dimana kebanyakan tokoh awal ini adalah pendatang dari luar kota.

Status Paroki baru ditetapkan pada tahun 1951 setelah ada Romo Cornelius Shoenmakers,CM. Menempati rumah Pastoran yang merangkap Kapel di Jalan Seruni, sekarang Jalan Panglima Sudirman dan dipakai untuk Susteran Tulungagung, Misa Kudus dilaksanakan setiap hari Minggu.

...

Tahun 1954 dibangun Gereja baru yang diresmikan pada tanggal 22 Maret 1954 di Jalan Wijaya Kusuma sekarang Jl.Ahmad Yani Timur dengan memakai nama pelindung Santa Maria Dengan Tidak bernoda Asal yang pestanya diperingati setiap tanggal 8 Desember. Selanjutnya gedung gereja lama dipakai untuk Aula Paroki dengan nama Aula Cornelius untuk mengenang jasa Romo Cornelius Shoenmakers, CM.

Dari tahun ke tahun jumlah umatpun semakin berkembang, Gereja lama tidak dapat memuat umat saat Misa, terutama pada hari-hari besar. Maka pada tahun 1970 dibangun lagi Gereja baru disamping Aula Cornelius dengan arsitektur unik berbentuk Perahu Nuh yang dirancang oleh Rm.Mangun dan diberkati oleh Mgr.JAM.Kloster, CM sebagai Uskup Surabaya. Saat itu Romo Paroki dijabat oleh Romo L.Karjasoemarto, CM.

Selama kurun waktu 1980 – 2000 sempat terjadi perubahan nama pelindung paroki dari Santa Maria DTBA menjadi Santa Maria Medali Wasiat yang pestanya jatuh pada tanggal 27 November. Penjelasan Romo S.Ponti Celli,CM sebagai Romo Paroki saat itu hanya mempertimbangkan segi praktisnya bahwa peringatan Pesta Nama Pelindung tidak berdekatan waktunya dengan peringatan Adven dan Natal. Namun selanjutnya atas perintah Mgr.J.Hadiwikarta,Pr selaku Uskup Surabaya waktu itu, nama pelindung Gereja Katolik Tulungagung dikembalikan seperti awal menjadi Santa Maria Dengan Tidak Bernoda Asal yang diperingati setiap tanggal 8 Desember sampai sekarang.

Tidak terasa tahun ini 2015, usia Paroki Santa Maria Dengan Tidak Bernoda Asal Tulungagung genap berusia 64 tahun. Beberapa kali Gereja direnovasi untuk meningkatkan kesempurnaan dan kenyamanan umat dalam merayakan Misa Kudus dan kegiatan gereja.

 

PERKEMBANGAN PAROKI TULUNGAGUNG / PAROKI ( KOTA )

Sejalan dengan perkembangan masa, pada tahun 1964 setelah Konsili Vatikan II, dibentuklah Pengurus Dewan Gereja dengan Ketuanya Bapak M.Moeladi dan Bapak RC.Roesdimoeljo sebagai Sekretaris.

Pembagian teritorial di Paroki dibagi menjadi 4 Kring :

  1. Kring I meliputi wilayah Kelurahan Bago, Tamanan, Jepun, Boyolangu sampai Campurdarat ( pernah menjabat Ketua Kring : Bapak B.Soewardi, Bapak ES.Soeharsono )
  2. Kring II meliputi wilayah Kelurahan Kepatihan, Kampungdalem sampai luar kota arah ke timur Ngunut dan Rejotangan ( pernah menjabat Ketua Kring II : Bapak Ambrosius Soejatno dan Bapak Zeperinus Baderi )
  3. Ketua Kring III meliputi wilayah Kelurahan Kenayan ( pernah menjabat Ketua Kring : Bapak AS.Tedjokusuma, Bapak JB Martojo )
  4. Ketua Kring IV meliputi wilayah Desa Plandaan, Desa Kedungwaru, wilayah kota ke barat, Kalangbret ( pernah menjabat Ketua Kring : Bapak JF.Ranianto )

Kedatangan Romo Valentino Bossio, CM membawa perubahan baru Dewan Gereja diganti dengan istilah Dewan Paroki. Pada tahun 1978 dibentuk kepengurusan baru dengan Ketua Bapak T.Heru Subakir dan J.Dwi Marjanto sebagai Sekretaris Dewan.

Pada tahun 1982 atas saran Romo Silvano Ponti Celi, CM Pastor Paroki saat itu nama Kring dilebur menjadi Lingkungan. Ada 10 Lingkungan yaitu Lingk. St.Antonius, St.Benedictus, St.Christophorus, St.Dominikus, St.Elisabeth, St.Fransiskus, St.Gregorius, St.Hieronimus, St. Yohanes ( Srikaton ) dan menyusul St.Ignatius ( Campurdarat ).

Tahun 2006 istilah Dewan Paroki diubah menjadi Dewan Pastoral Paroki (DPP) dan kemudian dibentuk juga kepengurusan baru untuk BGKP sampai sekarang. Selanjutnya atas saran RD.A.Boedi Prasetijo melalui Musyawarah Kerja DPP & BGKP di Pohsarang Kediri, dibuat keputusan pemekaran untuk wilayah lingkungan baik di kota maupun di stasi.

Perubahan berdasarkan Wilayah di Paroki ( Kota ) terdiri :

  1. Wilayah I ( Yosep ) : Meliputi Lingkungan : St.Agnes, St.Antonius, St.Bernadeta, St.Benedictus, St.Ignatius
  2. Wilayah II ( Yakobus ) : Meliputi Lingkungan : St.Clara, St.Christoporus, St.Dionisius, St.Dominikus, St.Elisabeth
  3. Wilayah III ( Petrus Paulus ) : Meliputi Lingkungan : St.Fransiskus, St.Gregorius, St.Gabriel, St. Heronimus, St.Yohanes ( Srikaton )

Jumlah umat di Paroki Kota sebanyak 1.690 jiwa ( 563 KK )

 

PERKEMBANGAN STASI

  1. Stasi St.Maria Penolong Abadi - Trenggalek
    • Alamat : Jl. Kab.Trenggalek
    • Jumlah umat/KK : 238 jiwa ( 91 KK )
    • Pelayanan Misa : Setiap Minggu – Jam 08.00 Wib
    • Ketua Stasi : Stephanus Triadi Atmono
    • Sejarah singkat : Berdirinya Stasi Trenggalek awalnya diprakarsai Romo J.Rulkens,CM (almarhum) sekitar tahun 1962. Misa saat itu masih berpindah-pindah di rumah keluarga Katolik terutama pada hari-hari besar Natal dan Paskah. Baru sekitar tahun 1970-an didirikan Gereja yang lokasinya menjadi satu dengan halaman SMPK Yos Sudarso Trenggalek yang dahulu pernah beraktifitas mulai tahun 1967 sampai sekitar tahun 1992 dan sekarang dipakai untuk sekolah Paud Kasih. Pada tahun 1984 semasa Rm.Silvano Ponti Celli,CM didirikan Gereja baru di Jl.Ki Mangunsarkoro 19A Trenggalek, yang diresmikan oleh Mgr.AJ.Dibjokarjono,Pr dengan nama pelindung Maria Penolong Abadi dan dirayakan setiap tanggal 27 Juli.
  2. Stasi St.Maria Bunda Allah - Rejotangan
    • Alamat : Ds.Blimbing Kec.Rejotangan Tulungagung
    • Jumlah umat/KK : 105 jiwa ( 42 KK )
    • Pelayanan Misa : Setiap Sabtu I & III – Jam 16.00 Wib
    • Ketua Stasi : Aaron Kusnoto
    • Sejarah singkat : Bapak Y.Martosuwarno (almarhum), ayah dari Romo B.Martokoesoemo adalah tokoh yang mengawali terbentuknya persekutuan umat Katolik di Rejotangan. Sebelum dikelola Paroki Tulungagung Stasi ini dikelola Paroki St.Yusuf Blitar. Gereja Stasi Rejotangan dibangun pada tahun 1973 di atas lahan Bpk. Heribertus Yosef Suharyoto (alm) yang dihibahkan kepada Gereja dan direnovasi tahun 2008 saat Rm.Soeyatno bertugas di Tulungagung. Banyak benih panggilan yang muncul dari Stasi Rejotangan diantaranya Romo B.Martokoesoemo,CM dan Romo Sabas Sudijono, CM
  3. Stasi Kristus Gembala Yang Baik - Ngunut
    • Alamat : Jl.Pribadi no.1 Lk10 - Kec.Ngunut Kab.Tulungagung
    • Jumlah umat/KK : 206 jiwa ( 76 KK )
    • Pelayanan Misa : Setiap Sabtu – Jam 18.00 Wib
    • Ketua Stasi : Andreas Ujang Wijaya
    • Sejarah singkat : Misa di Ngunut pertama kali diadakan pada tahun 1979 oleh Romo Vallentino Bosio,CM di rumah Bpk.Sudiro Prajitno, camat Ngunut kemudian di rumah Bpk.J.Soejono Desa Gilang yang dihadiri 9 umat. Selanjutnya misa dilaksanakan sebulan sekali berpindah-pindah di rumah umat hingga tahun 1982 umat bisa melaksanakan Misa seminggu sekali dengan menyewa sebuah rumah di Jl.Adil gang Pribadi, Ngunut. Tanggal 6 Mei 1984 stasi Ngunut terbentuk dengan nama pelindung YESUS GEMBALA YANG BAIK. Dengan berjalannya waktu tanah yang semula disewa akhirnya dibeli Gereja dan tanggal 20 Mei 1984 diletakkan batu pertama pembangunan Gereja oleh Romo Ponti Celly,CM. Tanggal 6 Desember Gereja Stasi Ngunut diresmikan Bpk Uskup A.Dibyokarjono,Pr. Dengan bertambahnya umat maka tahun 1996 Gereja diperluas dengan menambah bangunan di sebelahnya untuk dipakai aula dan sakristi yang diberkati Uskup Hadiwikarta tanggal 12 Mei 1996. Selanjutnya pada tahun 2007 Stasi Ngunut berhasil membeli sebidang tanah untuk Makam Katolik di Jl.Jatiwayung Ngunut dan diberi nama “TAMAN BAHAGIA”.
  4. Stasi Sendang
    • Alamat : Desa Geger Kec.Sendang Kab.Tulungagung
    • Jumlah umat/KK : 46 jiwa ( 25 KK )
    • Pelayanan Misa : Minggu Ke-3 dan Ke-4 J am 11.00 Wib
    • Ketua Stasi : H.Ratijo
    • Sejarah singkat : Stasi yang terletak dilereng gunung Wilis bagian Tenggara ini berjarak 35 km arah barat, berhawa sejuk dan tenang. Jalan menuju stasi berliku dan banyak tanjakan namun cukup mudah dilewati kendaraan roda dua maupun mobil. Kebanyakan umat stasi Sendang berpenghasilan dari pertanian dan peternakan. Jarak rumah antar umat dan gereja cukup berjauhan dan tersebar di beberapa desa sehingga saat Misa atau doa harus menunggu datangnya umat. Namun umat dengan setia mengikutinya meskipun diantaranya rela berjalan kaki melewati jalan yang sulit dengan berangkat pagi-pagi buta jam 5 pagi sampai di stasi sekitar jam 10, demikian juga pulangnya meskipun kadang numpang mobil Romo usai Misa.
  5. Stasi St.Yoseph - Dongko
    • Alamat : Desa Sumberbening Kecamatan Dongko,Kab.Trenggalek
    • Jumlah umat/KK : 46 ( KK = 21 )
    • Ketua Stasi : M.Maryono
    • Sejarah singkat : Stasi yang terletak 30 Km arah selatan kota Trenggalek ini merupakan wilayah topografi kasar, perbukitan dan pegunungan kapur selatan, dengan sumber air yang terbatas dari mata air pegunungan kapur. Misa awalnya dilaksanakan di sebuah keluarga yaitu Bapak Sali Suprijadi (alm). Dalam pengembangan dan pelayanan umat tak dapat dilupakan jasa Romo F.Lugano,Pr (alm)., pengorbanannya tulus sampai akhir hanyatnya. Almarhum meninggal tanggal 9 Pebruari 2006 sehabis selesai mengobankan misa. Stasi Dongko akhirnya memiliki Gereja baru dan diresmikan oleh Mgr.V.Sutikno Wisaksono Uskup Surabaya tanggal 22 Juni 2008. Dengan nama Pelindung Santo Yoseph Pestanya diperingati setiap tanggal 19 Maret. Romo Paroki saat itu di jabat RD.J.Suyatno
    • Catatan : Karena Ketua Stasi pindah keluar kota, untuk urusan Stasi Dongko selanjutnya sebagai Koordinator ditunjuk Bapak A.Y.Ayundarto dan Bapak H.Sunaryo.

Profil

SMDTB-1

Gereja Santa Maria Dengan Tidak Bernoda Asal

SMDTB-2

Gereja Santa Maria Dengan Tidak Bernoda Asal

SMDTB-3

Goa Maria - Santa Maria Dengan Tidak Bernoda Asal

Jadwal Misa - Paroki

MISA WAKTU
Selasa, Rabu 05.30
Kamis Susteran 05.30
Jumat 18.00
Sabtu 18.00
Minggu 07.00
Kapel Gembala Yang Baik Stasi Ngunut Sabtu 18.00
Kapel St. Maria Stasi Rejotangan Sabtu, minggu I & III : 16.00
Kapel St. Maria Stasi Trenggalek Minggu 08.00
Kapel St. Maria Stasi Dongko Trenggalek Minggu I & II : 11.00
Stasi Sendang Minggu III & IV : 11.00