Jl. Slamet Riyadi, Klegen Kartoharjo Madiun
Sejarah
Wilayah Timur Paroki St. Cornelius Madiun pada tahun 1960 dibentuk 2 (dua) lingkungan yakni, pertama, lingkungan Rejomulyo meliputi desa Rejomulyo, Tempur Sari ke arah timur, Mojo Rayung sampai desa Sobrah; kedua, lingkungan Kanigoro meliputi desa Kanigoro, Desa Munggut, Desa Mojopurno, Desa Pilang Rejo kearah Dungus, dan sekitar pabrik gula Kanigoro. Pada perkembangan berikutnya bagian timur kota Madiun ini pertambahan umat Katolik cukup pesat sebagai pengaruh dibangunnya perumahan-perumahan seperti: Perum Dumai Indah, Nigara Indah, Manis Rejo I dan II, dan Pepabri di daerah desa Kanigoro.
Berdasarkan jumlah umat katolik yang tinggal di kedua lingkungan tersebut yang kian besar, tahun 1990 oleh Paroki St. Cornelius diadakan pemekaran-pemekaran lingkungan, sehingga terbentuk lingkungan St. Petrus Kanisius Mojorejo, lingkungan St Veronika Klegen, lingkungan St. Monika Kanigoro , Klegen barat Lingkungan St. Yusup, Perumahan Manisrejo I dan II dan sekitarnya menjadi lingkungan St. Yohanes Pemandi, St. Theresia, St. Petrus, dan St. Gabriel. Demikian juga perumahan Dumai Indah dan Nigara Indah menjadi lingkungan St. Yohanes Berchmans. Jumlah menjadi 10 lingkungan, pada tahun 1990.
Memperhatikan prospek perkembangan umat di wilayah timur kota Madiun ini, Romo Sebastiano Fornasari, CM (aim) Kepala Paroki St. Cornalius didukung Uskup Surabaya Mgr. A.J. Dibjokarjono, Pr. sejak tahun 1986 merintis pembangunan gereja. Rencana awal gedung gereja Mater Dei dibangun di utara pertigaan ujung Jalan Slamet Riyadi - Jalan Setia Budi, di atas tanah 1.500 m2 (Rumah ibadat lama) yang telah dipersiapkan beberapa tahun sebelumnya. Karena terkendala IMB, akhirnya gereja Mater Dei dibangun di lokasi tanah hibah dari AURI dengan luas 2000 m2. Tanah tersebut merupakan fasilitas umum untuk pendirian tempat ibadah calon perumahan AURI yang masih berupa tanah sawah. Dengan perjuangan panjang, tanah 2000 m2 diperoleh dan tanpa harus membeli. Usaha pembangunan gedung Gereja Mater Dei tersebut dapat direalisasikan pada tahun 1991.
Setelah pengurusan tanah dari AURI untuk pembangunan gereja beserta IMB dari Pemerintah Daerah Tingkat II Kodya Madiun selesai, maka persiapam-persiapan pembangunan gereja pun dimulai. Dengan dana dari Keuskupan Rp 150.000.000,00, kiprah Panitia pembangunan dan peran seluruh umat Paroki St. Cornelius Madiun, gedung gereja Mater Dei, dengan luas bangunan 1.000 m2, kapasitas 800 orang, menelan dana pembangunan Rp 360.000.000,00 pada Sabtu, 6 April 1992 diresmikan. Dalam acara peresmian gedung Gereja Mater Dei ini selain Bapak Uskup Surabaya, Mgr. AJ. Dibjokarjono, Pr., Dirjen Bimas Katolik Republik Indonesia, Brigjen Ign. Imam Kuseno Mihardja, hadir pula Wali Kota Madiun, Drs. Masdra M. Yasin beserta Muspida dan pejabat teras Kodya Madiun. Adapun pemberkatan gedung gereja oleh Mgr. AJ. Dibjokarjono, Pr. dilanjutkan penandatanganan prasasti peresmian oleh Dirjen Bimas Katolik Departemen Agama RI Brigjen Ign. Imam Kuseno Mihardja. Misa Perdana dilaksanakan pada Minggu 7 April 1992 dipersembahkan oleh Mgr. AJ. Dibjokarjono, Pr. Tidak kurang dari 1200 umat hadir.
Profil
Gereja Mater Dei - Madiun
Rumah Maria Bunda Allah -Mater Dei - Madiun
Balai Paroki - Mater Dei - Madiun
Jadwal Misa - Paroki
MISA | WAKTU |
---|---|
Senin | 05.15 |
Selasa | 05.15 |
Rabu | 18.00 |
Kamis | 05.15 |
Jumat | 18.00 |
Misa I Sabtu | 17.30 |
Misa II Minggu | 06.30 |