Saudara-saudari segenap umat Keuskupan Surabaya yang terkasih,

Kita bersyukur bahwa Arah Dasar Keuskupan Surabaya 2010-2019 (Ardas) sudah berjalan satu tahun dan pelaksanaan Ardas tahun 2010 sebagai tahun “Keluarga dan Habitus Baru Hidup Menggereja” terus menerus kita upayakan bersama perwujudannya. Saya menyampaikan apresiasi yang sedalam-dalamnya bagi para Romo Paroki dan Dewan Pastoral Paroki serta seluruh perangkat pastoral yang telah berupaya dengan penuh semangat dalam mengkomunikasikan Ardas kepada warganya.

Saya mengajak semua saja, baik yang penuh semangat, yang kurang bersemangat atau pun yang belum berupaya, marilah terus berjuang membantu, mengawal dan memperlancar dalam proses mewujudkan kegiatan pastoral yang berkontribusi dengan prioritas program Ardas sebagai gerak bersama dalam membangun persekutuan. Dengan demikian  arah gerak hidup menggereja Keuskupan Surabaya akan semakin terarah pada ‘cita-cita bersama’.

        Tahun pertama dalam proses mengkomunikasikan dan mengimplementasikan Ardas ini, ada banyak pengalaman, kesan, tanggapan yang muncul dan nilai-nilai yang dapat kita timba bersama. Seorang Romo Paroki mengatakan: “kami tidak mempunyai tim khusus yang membicarakan, memikirkan soal Ardas, tetapi kami selalu membicarakan dalam rapat DPP baik Harian maupun Inti”. Yang lain menemukan nilai kesadaran bahwa kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan itu memang belum berkontribusi pada Ardas. Mereka mau mempelajari lagi. Pengalaman tersebut menunjukkan bahwa  Ardas telah memberi harapan konseptual bahwa kita dapat membuat perencanaan pastoral dengan arah yang jelas. Arah bersama ini diharapkan mampu menggerakkan kita semua (shared concepts and hopefully perceptions). 

Tanda-tanda harapan itu makin jelas dengan adanya orang yang mau belajar, ada keinginan untuk memperbaiki, upaya untuk mensinergikan program yang sudah ada dengan Ardas. Nampak ada keterbukaan hati dan kerelaan untuk menolong yang lain. Hal-hal tersebut kiranya makin mendorong dan menyemangati kita semua untuk melakukan hal yang sama. 

Kerelaan hati untuk menolong (shared feeling) dalam kebersamaan ini perlu terus menerus diupayakan, diperjuangkan di antara para  perangkat pastoral baik di tingkat paroki maupun kevikepan. Dengan menolong, membagikan pengetahuan dan pengalaman kita, maka apa yang kita punyai itu akan semakin berlipat ganda. Ini akan semakin menunjang gerak bersama serta mengikis sikap yang hanya memikirkan diri sendiri. Semangat untuk mengembangkan kerelaan hati untuk saling menolong bisa semakin diperkuat dengan memanfaatkan jalur-jalur struktural yang sudah ada. Karena itu Forum Kolegialitas antarimam, Forum Pastoral Kevikepan, Forum Pastoral Serumpun maupun Forum Romo Vikep, perlu makin diperkuat. Melalui penguatan forum-forum tersebut, komunikasi, koordinasi, partisipasi gerak pastoral bersama akan makin lancar dan berkesinambungan.

                Dari hasil kunjungan ke paroki-paroki, dapat dimengerti bahwa ditemukan banyak kesulitan. Seorang anggota Tim Surveyor memperoleh kesan dari jawaban yang diberikan, bahwa ada dari mereka yang belum mempelajari ‘Panduan Umum Pelaksanaan Ardas’ secara utuh, sehingga nampak bingung dan ada upaya membela diri dengan mengatakan: “Ardas itu terlalu sulit, dan tidak realistis”.  Inilah ungkapan orang bingung dan tidak tahu apa yang harus dibicarakan.

  Saya bisa mengerti juga bahwa suatu perubahan adalah suatu yang berat, karena mengandaikan suatu pengalaman akan perubahan paradigma (paradigm shift). Saya bisa ikut merasakan kesulitan-kesulitan, di mana kita diminta untuk berubah. Kita belum terbiasa dengan langkah-langkah pengelolaan program. Karena itu orang menjadi bingung, tidak paham, minta waktu, sampai acuh tak acuh, dan lain-lain. Ini pertanda bahwa kita masih enggan untuk meninggalkan zona nyaman hidup kita.  Kesulitan-kesulitan tersebut haruslah kita kelola dengan baik. Karena itu saya mengajak semua saja untuk tetap bersemangat mengembangkan kebersamaan hidup menggereja dan keserempakan dalam bekerja. Kita mengandalkan Allah yang juga bekerja melalui keterbukaan hati, kesediaan kita untuk mengatasi kesulitan, kemauan mencari bantuan, merelakan diri untuk menolong dan mengembangkan jalinan kerjasama. Semoga Roh Kudus mendorong kita semua untuk berbuat sesuatu dengan kerendahan hati, karena kita menyadari bahwa kita ini lemah dan enggan berubah. Di sini dibutuhkan tindakan-tindakan proaktif dan tindakan kepeloporan, yang akan menginspirasi yang lain untuk melakukan hal yang sama.  

Arah dan pola pastoral kita yang berbasis persekutuan mengandalkan adanya pola keserempakan gerakan bersama supaya dapat berjalan dengan lancar dan berkesinambungan. Pola ini sangat dipengaruhi oleh para imam bersama perangkat pastoral lainnya yang diresapi dan dijiwai semangat yang sama. Karena itu amat penting kita mengembangkan komunitas pelayanan (communio ministerialis). Kebersamaan ini mulai dapat terwujud bila setiap paroki dan kevikepan menyadari pentingnya memiliki semangat dan gerak kerjasama sebagai satu tim yang secara terus menerus berupaya mengobarkan semangat yang sama dalam mengkomunikasikan, mengarahkan dan mengawal Ardas.

Di sini kita memang mengandalkan para perangkat pastoral, yang merupakan orang-orang kunci dalam mengkomunikasikan dan mengimplementasikan Ardas. Peran Dewan Pastoral Paroki beserta perangkatnya, kiranya perlu dioptimalkan. Kita menyadari  masih banyak tantangan, misalnya orang belum biasa membicarakan perkara-perkara pastoral, orang suka tinggal dalam zona nyaman, budaya instan, mencari mudahnya saja, tidak mau berusaha mengatasi kesulitan, bergerak tanpa berusaha memperjelas tujuan, dan lain-lain. Meski banyak tantangan  hendaknya kita  tetap bertekun, dalam memahami, mengerti dan melaksanakan Ardas dengan semangat yang tepat. Seperti Abraham yang dipanggil menuju tanah terjanji, kendati masa depan belum pasti, tapi dia berani mengikuti panggilan Allah (bdk. Kej 12:1-9)

Tahun 2011 ini, marilah bersama-sama memasuki tahun kedua dengan fokus perhatian Ardas pada bidang pastoral ‘Anak dan Katekese’. Kita berharap, berdasarkan pengalaman tahun pertama, tahun kedua ini akan menjadi lebih baik.

Tahun Anak merupakan kesempatan yang amat baik untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pendamping anak. Diperlukan banyak pendamping yang memiliki kecintaan pada anak, yang bukan hanya sekedar menyampaikan pengetahuan belaka, namun membantu dan memberikan teladan pada mereka untuk membentuk pola-pola hidup Katolik. Hendaknya diusahakan agar dalam ingatan, pikiran dan hati mereka dapat tertanam kebenaran-kebenaran hakiki dalam iman, kesusilaan dan kejujuran yang meresapi seluruh hidup mereka.

Tahun Katekese merupakan undangan bagi kita semua untuk menyadari identitas kita sebagai pewarta. Aspek kenabian Gereja dapat diaktualkan dalam arti yang sebenarnya dalam berkatekese. Katekese merupakan suatu pengajaran, pendalaman dan pendidikan iman agar seseorang semakin dewasa dalam iman. Para Katekis mempunyai peran penting untuk melengkapi katekese umat dengan pengetahuan iman yang benar, sehingga umat semakin mantap dalam memahami, menghayati dan mengamalkan iman.

Dengan penuh kegembiraan dan syukur  saya menetapkan tahun 2011 mulai 1 Januari sampai dengan 31 Desember menjadi  “Tahun Anak dan Katekese”.  Dua prioritas program untuk bidang pastoral Anak  adalah (i) Pembinaan dan pendampingan iman anak, (ii) Pengembangan kuantitas dan kualitas orang yang terlibat dalam pastoral anak-anak. Nilai yang dihayati adalah kejujuran dan kecintaan pada anak. Sementara dua prioritas program untuk bidang pastoral  Katekese adalah (i) Pengembangan kuantitas dan kualitas orang yang terlibat dalam pastoral katekese, (ii) Pengelolaan bahan katekese yang integral, kontekstual, kreatif dan berkesinambungan, bagi keseluruhan bidang-bidang pastoral. Nilai yang dihayati adalah kesediaan untuk berkembang sebagai murid dan kepedulian akan pendewasaan iman segenap umat. 

Saya menghimbau agar segenap umat Keuskupan Surabaya makin mengenal, mencintai dan melibatkan diri dalam gerakan bersama hidup menggereja ini. Perlulah kita dengan rendah hati mau mendengarkan, bersedia untuk belajar dan mengembangkan diri dalam kebersamaan. Ini akan membantu kelancaran pelaksanaan setiap prioritas program bidang pastoral di semua paroki dan semua persekutuan umat beriman. Kita tanggapi panggilan akan partisipasi, peran dan tanggung jawab kita dalam rencana keselamatan Allah dan bahwa “kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang telah dipersiapkan oleh Allah” (Ef 2:10). Tuhan mengerjakan di dalam diri kita apa yang berkenan kepada-Nya (bdk. Ibr 13:21).

Dalam melaksanakan perwujudan Ardas ini, pertama-tama bukanlah soal kemampuan tetapi kemauan. Kemampuan bisa diasah dan ditingkatkan. Tuhan membutuhkan orang-orang yang mempunyai kemauan. Kemauan akan mendorong kita berusaha mengatasi segala macam kesulitan. Nabi Yesaya menyerukan: “Ya TUHAN, Engkau akan menyediakan damai sejahtera bagi kami, sebab segala sesuatu yang kami kerjakan, Engkaulah yang melakukannya bagi kami” (Yes 26:12).

Karena itu para saudara terkasih, “Panduan Umum Pelaksanaan Ardas” hendaknya dipelajari kembali dan diperdalam.  Peran Pastor Paroki dan Dewan Pastoral Paroki, akan sangat menentukan keberhasilan implementasi Ardas ini.

Secara khusus saya mengajak kelompok-kelompok strategis, yang juga ikut serta memberikan warna dalam dinamika pastoral di Keuskupan Surabaya, untuk aktif  mengkomunikasikan Ardas. Keluarga-keluarga Katolik, di mana anggota keluarga yang pertama kali mengetahui Ardas hendaknya menyampaikannya kepada anggota keluarga yang lain sebagai kabar sukacita. Sekolah-sekolah dan Perguruan Tinggi hendaknya dapat memasukkan gagasan-gagasan pokok Ardas dalam pelajaran-pelajaran agama dan pengembangan religiositas. Seminari dan rumah-rumah bina, hendaknya sejak awal para calon dididik dan dibimbing untuk mempunyai pandangan yang luas akan karya pastoral Keuskupan Surabaya.  Komunitas Hidup Bakti, agar semakin besarlah kesadaran komunitas untuk menjadi bagian dari Keuskupan Surabaya. Kelompok-kelompok kategorial, gerakan-gerakan hidup kristiani dan kelompok-kelompok doa,  diharapkan dengan kekhasan masing-masing semakin berpartisipasi dalam perwujudan Ardas. Demikian pula tempat-tempat peziarahan, juga menjadi sarana mengkomunikasikan Ardas. Peziarahan umat menjadi simbolisasi peziarahan seluruh Gereja menuju rumah Bapa.

Umat Keuskupan Surabaya yang terkasih,

Tersedia bagi Anda semua, teks Doa Tahun ‘Anak dan Katekese’. Doa ini hendaknya didoakan bersama di sepanjang tahun 2011 sebagai Tahun ‘Anak dan Katekese’ dalam aneka kesempatan umat berkumpul, misalnya Perayaan Ekaristi, pertemuan atau doa lingkungan dan kelompok-kelompok kecil. Dengan doa ini kita memohon rahmat Allah agar kita dimampukan untuk menjaga dan mengobarkan semangat yang sama dan dalam jalinan kerjasama di antara kita  mewujudkan Ardas Keuskupan Surabaya.

Seraya mempersembahkan diri kepada Santa Maria, Bunda Gereja, kita memohon doa dan perlindungannya. Semoga Bunda Maria mendampingi kita dalam mewujudkan Gereja Keuskupan Surabaya sebagai persekutuan murid-murid Kristus yang semakin dewasa dalam iman, guyub, penuh pelayanan dan misioner.   

Akhirnya saya ucapkan Selamat Hari Raya Natal 2010 dan Tahun Baru 2011. Semoga berkat Tuhan melimpah atas saudara-saudari sekalian beserta seluruh keluarga. Mari kita  bekerja dan berupaya mewujudkan Ardas menuju hidup yang berkelimpahan (bdk. Yoh 10:10).

 

Surabaya, 24 Desember 2010

Berkat Tuhan,

 

Msgr. Vincentius Sutikno Wisaksono

Uskup Surabaya