Saudara-Saudari, Umat Katolik Anggota TNI-POLRI dan Pegawai Negeri Sipil Keuskupan Surabaya, yang saya cintai : Damai dan Belas Kasih Tuhan senantiasa menyertai Anda sekalian.
Pertama-tama, saya menyampaikan selamat datang kepada Anda semua, selamat bersekutu dalam satu iman akan Tuhan Yesus Kristus dan satu tubuh karena baptisan kita sehingga menjadi satu keluarga Gereja-Nya yang Kudus. Kita bertemu bersama karena memiliki tugas panggilan yang sama untuk menghadirkan Kerajaan Allah bagi dunia melalui ruang pengabdian kita bagi bangsa dan negara Indonesia yang kita cintai ini.
Ke dua, saya mohon maaf sebesar-besarnya tidak bisa hadir bersama Anda secara fisik karena hari ini saya masih di Korea , ada pertemuan dengan Mgr Peter Lee , Uskup Keuskupan Uijeongbu – Korea, dalam rangka membangun kerjasama untuk tenaga imam bagi umat katolik warga Korea yang ada di Jawa Timur.
Saudara-Saudari yang terkasih,
Konsili Vatikan II (GS 46) mengajarkan kepada kita semua bahwa Allah telah memberikan tugas memimpin masyarakat manusia pada dua jenis kekuasaan, yakni GEREJANI dan SIPIL. Yang satu atas hal-hal religius dan yang lain atas kebutuhan duniawi demi kesejahteraan umum. Masing masing memiliki kuasa yang beda dan batas cakupan sesuai hakekat dan sasaran yang beda. Meskipun masing-masing mempunyai otonomi namun juga sekaligus saling berkaitan, saling menunjang dan membutuhkan terutama dalam membangun kualitas pribadi para anggotanya.
Dalam dokumen Lumen Gentium 33, Konsili mengingatkan, bahwa dengan baptis dan penguatan kita semua ditugaskan oleh Tuhan sendiri untuk kerasulan mulia. Dengan sakramen-sakramen, terutama Ekaristi suci, cinta kasih terhadap Allah dan manusia diberikan dan dipelihara , yang hendaknya menjiwai seluruh penghayatan hidup dan pengabdian kita. Kita yang berkarya di ranah publik dan negara khususnya dipanggil untuk menghadirkan dan mengaktifkan Gereja di daerah-daerah dan keadaan-keadaan, tempat dimana Hirarki Gereja tidak dapat secara langsung menggarami dunia selain berkat jasa Anda semua. Demikianlah setiap orang awam, karena kurnia-kurnia yang diterimanya, menjadi saksi dan sarana hidup perutusan Gereja sendiri “menurut ukuran anugerah Kristus” (Ef 4:7). Jadi semua orang awam mengemban kewajiban mulia untuk berusaha, supaya rencana keselamatan ilahi semakin mencapai semua orang di manapun Anda mengabdi.
Yang dimaksudkan dengan ISTILAH ‘AWAM’ , bukan untuk merendahkan ataupun menganggap tidak ahli melainkan adalah semua orang Kristiani, kecuali yang termasuk golongan imam atau status religius yang diakui Gereja. Ialah kaum beriman kristiani ,yang berkat Baptis telah menjadi anggota Tubuh Kristus, terhimpun menjadi Umat Allah, dengan cara mereka sendiri, ikut mengemban tugas imamat, kenabian dan rajawi Kristus, dan dengan demikian sesuai dengan kemampuan mereka melaksanakan perutusan segenap Umat kristiani dalam Gereja dan di dunia.” (LG 31).
Sungguh saya bersyukur, bahwa Komisi Kerasulan Awam tahun ini akhirnya bisa mengundang Anda semua untuk bersatu dalam Ekaristi bersama sebagai satu keluarga dan satu perutusan. Anda semua diutus untuk menjadi ‘GARAM’ dan ‘TERANG’ dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Sebagai orang Katolik, dalam jenjang karier Anda hanya akan diperhitungkan jika sungguh sungguh bermutu dan lebih dari standard. Sebagai rasul Katolik, Anda adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas bukit tidak mungkin tersembunyi. Lagi pula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di sekitar Anda, maka hendaklah terang iman dan keteladanan yang memancar dari kedalaman iman dan kualitas kepribadian Anda bercahaya di depan orang, supaya mereka mengetahui perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapa di Surga. (bdk. Mat 5:13-16).
Kegiatan pertemuan hari ini, dan diharapkan nantinya kita lanjutkan dengan pembinaan mutu iman entah dalam retret atau rekoleksi atau bentuk lain, tiada lain dalam rangka mewujudkan mandat Musyawarah Pastoral yang telah menghasilkan Arah Dasar Pastoral keuskupan Surabaya.
Sebagaimana Tuhan Yesus telah menegaskan bahwa gembala yang baik adalah mengenal domba-dombanya, maka Gereja terpanggil untuk menyapa dan mendata para insan Katolik yang menjadi tokoh/pemuka masyarakat yang ada di tiga poros kehidupan berbangsa, yaitu :
- POROS WARGA (LSM, Partai Politik, budayawan, Penggerak informal Masyarakat, pengurus warga non PNS, dan sebagainya),
- POROS NEGARA (PNS, TNI dan POLRI) serta
- POROS EKONOMI ( para pengusaha dan pelaku organisasi bisnis).
Untuk itulah Komisi Kerawam (Kerasulan Awam) Keuskupan Surabaya atas nama saya sebagai Uskup, menyapa Anda, lalu mendata serta mendorong Anda ikut berpartisipasi dalam memperjuangkan dan mengimplementasikan nilai-nilai Ajaran Sosial Gereja (menghormati martabat manusia, cinta kasih, keadilan, kesejahteraan umum, solidaritas, subsidiaritas, partisipasi, pemberdayaan bagi warga yang lemah/kurang beruntung). Saya berharap kita semua dalam tugas pengabdian kita masing masing makin diperkaya dengan pembekalan rohani maupun Pengetahuan ajaran Gereja. Kita berharap Anda semua menjadi warga negara teladan di tempat karya Anda masing-masing karena profesionalitas, mutu kepribadian dan kedalaman rohani .
Saya akan selalu membawa dan memohonkan berkat bagi Anda dan keluarga Anda dalam doa-doa saya. Sekali lagi saya mengucapkan terimakasih kepada Anda semua yang telah membawa nama baik Gereja dan menghadirkan rahmat Allah Tritunggal di kancah dunia pengabdian Anda.
Demikian sambutan saya, Tuhan memberkati Anda semua, Amin.
Oijeongbu – Korea, 22 September 2016
Msgr. Vincentius Sutikno Wisaksono (Uskup Surabaya)