BERSATU DENGAN YESUS, GURU DAN TUHAN

Syukur kepada Allah karena kita sudah melalui hari-hari yang sulit dalam (hidup kita di) masa pandemi dan pelan-pelan keadaan kita sudah mulai pulih kembali. Kita berharap dan berdoa agar di tahun 2022 keadaan kita sudah semakin membaik. Masa pandemi sangat membatasi kita untuk mewujudkan persekutuan dalam pertemuan-pertemuan di lingkungan atau stasi. Sebagian lingkungan atau stasi berjuang memelihara persekutuan melalui jaringan internet. Namun itu semua tidak menggantikan perjumpaan langsung dalam pertemuan tatap muka. Ketika keadaan mulai membaik, meskipun sebagai umat masih belum berani hadir dalam pertemuan tatap muka secara langsung, namun banyak lingkungan atau stasi yang mulai kembali untuk menyelenggarakan pertemuan tatap muka. Sungguh mengharukan foto-foto atau video pendek yang dikirim dari berbagai paroki dalam grup katekese keuskupan. Foto atau video sederhana itu mengungkapkan dengan jelas semangat untuk kembali menyegarkan dinamika kehidupan persekutuan murid-murid Yesus di lingkungan atau stasi. Terimakasih tak terhingga kepada para romo, para koordinator katekese umat, para pemandu, ketua lingkungan atau stasi yang telah berani memulai pertemuan umat secara langsung dengan tetap menjalankan protokol kesehatan yang telah ditentukan. Semua perjuangan romo, koordinator katekese paroki, para pemandu, ketua lingkungan menyalakan api Roh Kudus yang memberikan semangat baru bagi kehidupan persekutuan di seluruh keuskupan Surabaya. Bukan sebuah kebetulan jika bersamaan dengan situasi hidup yang sudah mulai membaik paska pandemi, kita memasuki tahun bersatu dengan Yesus, Guru dan Tuhan di tahun 2022. BERSATU DENGAN YESUS, GURU DAN TUHAN tidak dapat dipisahkan dari relasi dalam persekutuan murid-muridNya di lingkungan atau stasi. Selama 4 tahun, mulai tahun 2021-2024, Bapak Uskup mengajak kita untuk mewujudkan persekutuan murid-murid Kristus sebagai bagian dari Arah Dasar Keuskupan Surabaya dalam 10 tahun ke depan. Pada tahun 2021-2022 ini, kita diajak untuk merenungkan, memperbaharui dan menegaskan kembali jati diri kita sebagai murid-murid Yesus, Guru dan Tuhan. Dua hal mendasar yang penting sebagai murid-murid Yesus, yaitu Mengenal dan Bersatu dengan Yesus, Guru dan Tuhan. Setelah kita melalui tahun Mengenal Yesus, Guru dan Tuhan selama tahun 2021, maka di tahun 2022 ini, kita menjalani tahun BERSATU DENGAN YESUS, GURU DAN TUHAN.

 

LINGKUNGAN atau STASI MERUPAKAN PERSEKUTUAN SAKRAMENTAL

Sengsara, wafat dan kebangkitan Tuhan Yesus memberikan rahmat keselamatan kekal bagi manusia. Namun untuk memperoleh rahmat keselamatan kekal, manusia harus beriman pada Tuhan Yesus dan mengikutiNya sebagai murid. Kesediaan untuk percaya dan mengikuti Tuhan Yesus terjadi ketika menerima pembaptisan dalam Gereja yang Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik, maka sakramen baptis yang telah kita terima menyatukan kita dengan Yesus, Guru dan Tuhan dan sekaligus menyatukan kita dalam GerejaNya yang kudus. Oleh karena itu, sebagai persekutuan murid-murid Yesus, semua warga Gereja memiliki ikatan ilahi satu dengan yang lain. Dengan demikian, relasi antar umat di lingkungan atau stasi, bukan sebatas relasi manusiawi, namun disatukan oleh ikatan ilahi oleh Tuhan Yesus sendiri. Sebagai persekutuan sakramental, relasi ilahi antar umat satu dengan yang lain di lingkungan atau stasi jelas tidak nampak oleh indra manusia. Oleh karena itu, relasi ilahi ini harus diwujudkan dalam relasi yang nyata dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan atau stasi. Sejauh mana relasi persaudaraan murid-murid Yesus mewujudkan relasi ilahi diantara mereka? Sejauh mana relasi ilahi ini juga dapat dialami oleh masyarakat sekitar yang bukan Katolik? Benarkah relasi antar warga lingkungan sudah menampakkan secara nyata relasi ilahi di antara mereka atau sebaliknya, relasi tersebut masih belum terwujud dalam realitas sehari-hari?

 

ADVEN 2021

Masa Adven merupakan pintu masuk tahun liturgi Gereja yang baru. Dalam masa Adven kita diajak untuk menantikan kedatangan Tuhan, khususnya dalam kelahiranNya yang kita rayakan dalam perayaan Natal. Dengan demikian, Adven 2021 sekaligus mengawali perjalanan kita, BERSATU DENGAN YESUS, GURU DAN TUHAN di tahun 2022. Maka, di masa Adven ini, dengan terang Sabda Allah, kita diajak untuk merenungkan, memperbaharui dan menegaskan kembali relasi kita satu dengan yang lain di lingkungan atau stasi sebagai persekutuan sakramental. Oleh karena itu, Keuskupan Surabaya menentukan tema masa Adven tahun 2021 adalah Lingkungan atau Stasi, Wujud Persekutuan Sakramental Yang Menantikan Kedatangan Tuhan. Tema ini akan kita renungkan dalam ibadat Adven selama empat kali pertemuan sesuai dengan jumlah minggu dalam masa Adven.

  • Minggu I - Hidup Dalam Kelimpahan Kasih
  • Minggu II - Memuliakan Allah dengan Hidup Suci dan Tak Bercacat
  • Minggu III - Mewartakan Kebaikan Allah dengan Sukacita
  • Minggu IV - Dikuduskan Satu Kali untuk Selamanya

Selama Ibadat Adven tahun 2021 ini diwartakan sabda Allah dalam bacaan II Minggu Adven, untuk memberi terang dalam merenungkan kehidupan umat di lingkungan atau stasi sebagai persekutuan sakramental. Komisi Kateketik Keuskupan Surabaya telah menyiapkan ibadat Adven untuk seluruh lingkungan atau stasi. Meski demikian tetap dipersilakan paroki-paroki dapat membuat materi Adven sendiri secara kreatif, sesuai dengan situasi dan kebutuhan umat. Yang penting adalah bahwa umat di lingkungan atau stasi disiapkan untuk mengawali perjalanan BERSATU DENGAN YESUS, GURU DAN TUHAN.

TUJUAN

  1. Mengawali perjalanan murid-murid di tahun bersatu dengan Yesus, Guru dan Tuhan dalam persekutuan lingkungan atau stasi.
  2. Dalam terang Sabda Allah, merefleksikan dan memperbaharui relasi kongkrit para murid Yesus di lingkungan atau stasi sebagai persekutuan sakramental.
  3. Mempersiapkan diri menyambut kedatangan Tuhan, khususnya dalam perayaan Natal.
  4. Menyegarkan kembali dinamika persekutuan hidup di lingkungan atau stasi paska pandemi Covid19. Selamat mempersiapkan diri menantikan kedatangan Tuhan, khususnya dalam perayaan Natal yang akan datang.

 

Gusti tansah paring berkah.

 

 

Surabaya, 12 November 2021

Komisi Kateketik Keuskupan Surabaya