Sebentar lagi Gereja memasuki masa Prapaskah. Selama 40 hari seluruh umat mempersiapkan diri untuk merayakan pusat iman Gereja yaitu sengsara, wafat dan kebangkitan Tuhan Yesus. Dalam masa Prapaskah seluruh umat diajak untuk mempersiapkan diri dengan menguduskan hidup dan dengan bertobat. Bertobat merupakan langkah mengarahkan kembali hidup kita kepada kehendak Allah. Agar usaha pertobatan kita dapat berbuah, maka selama masa Prapaskah kita diajak untuk semakin banyak menyediakan waktu hening berkomunikasi dengan Allah dalam doa, mendengarkan SabdaNya dan semakin sering merayakan Ekaristi serta memperdalam penghayatan iman dalam pendalaman iman di Lingkungan atau Stasi.
Dalam perjalanan tobat 40 hari ini, kita juga diajak mengurangi kesenangan ragawi sebagai wujud tobat, yaitu dengan berpuasa dan berpantang. Buah dari pantang dan puasa itulah yang kita persembahkan dalam Aksi Puasa Pembangunan (APP). APP itu kita kumpulkan secara nasional untuk dibagikan kepada mereka yang membutuhkan. Maka mengisi amplop APP bukanlah sumbangan atau tarikan, tetapi buah dari pantang dan puasa kita. Dengan demikian laku tobat kita bernilai bukan hanya bagi diri sendiri, tetapi bagi sesama, terutama yang membutuhkan. Perjalanan tobat selama masa Prapaskah ini disempunakan dengan menerima Sakramen Tobat.


TAHUN 2023: MENGHIDUPI YESUS DALAM KELUARGA
Musyawarah Pastoral Keuskupan Surabaya 2019 telah menetapkan fokus pastoral Tahun 2023-2024 sebagai Tahun Persekutuan yang merupakan kelanjutan dari fokus pastoral 2021-2022 yaitu tahun Kemuridan. Selama menjalani tahun kemuridan, seluruh umat Keuskupan Surabaya telah menyegarkan kembali dua hal mendasar jati diri sebagai murid Kristus yaitu Mengenal Yesus, Guru dan Tuhan (2021) serta Bersatu dengan Yesus, Guru dan Tuhan (2022). Mengenal dan bersatu dengan Yesus, Guru dan Tuhan tidak pernah secara individual, tetapi selalu dalam persekutuan murid-murid Tuhan Yesus, yaitu Gereja. Oleh karena itu, ketika menerima Baptis, seseorang disatukan dalam Gereja. Maka perjalanan iman mengenal dan bersatu dengan Yesus, Guru dan Tuhan harus dihidupi dalam persekutuan.
Persekutuan yang paling dasar dalam hidup murid Kristus adalah keluarga. Di tahun 2023 keluarga sebagai Ecclesia Domestica (Gereja Rumah Tangga) dihantar untuk mendalami tema Menghidupi Yesus dalam Keluarga. Yang dimaksud Menghidupi Yesus adalah menghayati persatuan dengan Yesus, Guru dan Tuhan dalam perjuangan hidup sehari-hari. Maka selama tahun 2023, seluruh umat Keuskupan Surabaya diajak untuk merenungkan dan meneguhkan kembali penghayatan persatuan dengan Yesus, Guru dan Tuhan dalam keluarga.
Rangkaian proses perjalanan iman kita di Tahun 2023 ini:

  • 1. Adven: Keluarga Menantikan Kedatangan Tuhan
  • 2. Prapaskah: Keluarga Menghidupi Nilai-nilai Sakramental
  • 3. Bulan Maria (Mei): Bunda Maria Hadir dalam Keluarga
  • 4. Bulan Kitab Suci Nasional (September): Menghidupi Yesus dalam Keluarga menurut Injil Matius
  • 5. Bulan Rosario (Oktober): Menghidupi Yesus dalam Keluarga melalui Peristiwa Mulia

 

PENDALAMAN IMAN PRAPASKAH 2023:
KELUARGA MENGHIDUPI NILAI-NILAI SAKRAMENTAL
Persatuan dengan Yesus, Guru dan Tuhan dalam Gereja paling nyata terjadi dalam Sakramen-sakramen yang kita terima dan rayakan. Hanya Gereja Katolik yang memiliki sakramen-sakramen. Oleh karena itu, menghidupi Yesus dalam Keluarga berarti menghayati nilai-nilai sakramental dari 7 Sakramen dalam kehidupan keluarga sebagai Gereja Rumah Tangga (Ecclesia Domestica). Betapa dekat ke 7 Sakramen itu dengan hidup sehari-hari yang kongkret: kelahiran (Baptis), makan (Ekaristi), menjadi dewasa (Penguatan), disembuhkan dari sakit (Tobat), setelah dewasa, kita membentuk komunitas baru (Perkawinan), kebutuhan atas pemimpin komunitas (Imamat), tidak ditinggalkan ketika lemah tidak berdaya karena usia lanjut maupun sakit dan menghadapi kematian (Perminyakan). Oleh karena itu, menyegarkan kembali penghayatan iman keluarga kita akan nilai-nilai sakramental ke 7 sakramen merupakan syukur atas rahmat kehidupan dan keselamatan kekal yang diberikan Allah melalui Tuhan Yesus dalam GerejaNya.
Karena pembentukan Gereja Rumah Tangga diawali dengan peneguhan cinta seorang pria dan seorang wanita dalam perkawinan, maka secara khusus penghayatan nilai-nilai sakramental Sakramen perkawinan kita jalani di masa Adven 2022 dengan tema Keluarga Menantikan Kedatangan Tuhan.
Perjalanan iman yang diawali di masa Adven 2022 ini dilanjutkan dalam masa Prapaskah 2023. Oleh karena itu, selama masa Prapaskah, kita diajak menyegarkan dan meneguhkan kembali penghayatan nilai-nilai sakramental Sakramen lainnya selain Sakramen perkawinan. Maka tema pendalaman iman masa Prapaskah adalah Keluarga Menghidupi Nilai-Nilai Sakramental. Tema ini kita dalami selama 6 kali pertemuan.

  • 1. Pertemuan I : Menghidupi Martabat Putra-Putri Allah dalam Keluarga (Sakramen Baptis)
  • 2. Pertemuan II : Menghidupi Ekaristi dalam Keluarga (Sakramen Ekaristi)
  • 3. Pertemuan III : Menghidupi dalam Keluarga Karunia Roh Kudus (Sakramen Penguatan)
  • 4. Pertemuan IV : Menghidupi Rahmat Pengampunan dalam Keluarga (Sakramen Tobat)
  • 5. Pertemuan V : Menghidupi Rahmat Pengudusan dalam Keluarga bagi Anggota Keluarga yang Sakit (Sakramen Perminyakan)
  • 6. Pertemuan VI : Mencintai Para Imam dalam Keluarga (Sakramen Imamat)

Penyegaran dan peneguhan iman keluarga dalam menghidupi nilai-nilai sakramental perlu dilakukan untuk memperkuat kembali kehidupan keluarga sebagai pewaris iman Gereja yang utama dan pertama. Dalam keluargalah iman Gereja diwariskan kepada anak-anak yang menjadi masa depan Gereja. Kehidupan Gereja ke depan akan melemah jika pewarisan iman dalam keluarga juga melemah.